Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat pada September 2019 Kota Pangkalpinang mengalami inflasi 0,09 persen, karena kenaikan biaya transportasi, komunikasi dan jasa keuangan di daerah itu.

"Kota Pangkalpinang mengalami inflasi atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 145,48 pada Agustus 2019 menjadi 145,61 pada September tahun ini," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel, Darwis Sitorus di Pangkalpinang, Selasa.

Ia mengatakan inflasi ini karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran yaitu kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 1,48 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,41 persen, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,07 persen.

Selanjutnya, kelompok sandang naik sebesar 0,37 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,02 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok bahan makanan 0,78 persen dan kelompok kesehatan 0,02 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada September 2019, antara lain angkutan udara, ikan segar (kembung, hapau, sotong, bulat, singkur dan pari), dan sayuran (sawi hijau, bayam dan kangkung), ujarnya.

Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain bawang merah, cabai merah, bawang putih dan wortel, daging ayam ras dan daging babi serta ikan segar (tongkol, tenggiri, cumi-cumi, kepiting/rajungan, selar, kerisi, ekor kuning, dan kakap merah).

Ia menambahkan pada September tahun ini dari 7 kelompok pengeluaran, 5 kelompok memberikan andil inflasi dan 2 kelompok memberikan sumbangan terhadap deflasi. Kelompok yang memberikan andil inflasi yaitu kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,22 persen.

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,07 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,02 persen, sandang 0,02 persen, kesehatan sebesar 0,02 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,001 persen.

"Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,23 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen," katanya.

Baca juga: Gubernur sebut pertumbuhan ekonomi Babel masih bergantung pada timah

Baca juga: Presiden: perkuat pariwisata di Bangka Belitung

Baca juga: Menpar minta Babel bertransformasi ekonomi ke Pariwisata