Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan pergerakan inflasi yang stabil di bawah sasaran 3,5 persen hingga September 2019 merupakan pencapaian yang dapat mendorong daya beli masyarakat.

Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa, menjelaskan selama ini pengendalian laju inflasi yang dilakukan pemerintah mampu menjaga stabilitas harga terutama bahan makanan.

Pergerakan harga yang stabil disertai oleh membaiknya kenaikan pendapatan ini dapat mendorong daya beli masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga.

"Inflasi semakin kecil semakin bagus, kalau ada kenaikan pendapatan dengan inflasi terjaga, maka daya beli masyarakat meningkat dan memberikan dampak kepada konsumsi," ujarnya.

Dengan menguatnya konsumsi rumah tangga, maka kinerja pertumbuhan ekonomi nasional tidak rentan terhadap gejolak yang berasal dari global.

Baca juga: BPS: Penurunan harga bahan makanan picu deflasi September 2019

Suhariyanto mengharapkan upaya pengendalian inflasi tersebut dapat dilakukan secara konsisten hingga akhir tahun, terutama dalam mengantisipasi tingginya permintaan pada periode Desember.

"Biasanya Desember harga-harga mulai mengalami kenaikan karena adanya liburan sekolah dan periode Natal dan Tahun Baru," ujarnya.

BPS mencatat terjadinya deflasi pada September 2019 sebesar 0,27 persen yang dipengaruhi oleh penurunan harga bahan makanan.
Komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain cabai merah, bawang merah, daging ayam ras, tomat sayur, cabai rawit, telur ayam ras dan ikan segar.

Dengan pencapaian ini, maka inflasi tahun kalender Januari-September 2019 tercatat 2,2 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) mencapai 3,39 persen.


Baca juga: BPS: Inflasi rendah bukan berarti daya beli masyarakat tidak turun

Baca juga: Peneliti sebut deflasi berdampak positif bagi masyarakat