Jakarta (ANTARA) - Tim Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dibantu tenaga profesional dan peralatan dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL), Badan Litbang ESDM berhasil menemukan titik lokasi tenggelamnya kapal kargo pengangkut nikel MV. Nur Allya di Laut Halmahera bagian utara Pulau Buru, Maluku.
P3GL mengirimkan tenaga profesional beserta peralatan Marine Magnetometer SeaSPY-2, untuk bergabung bersama Tim KNKT pada KN SAR Pandudewanata milik BASARNAS, Kamis (26/9), dalam upaya melakukan pencarian kapal Nur Allya, berdasarkan informasi yang dihimpun Antara di Jakarta, Selasa.
Tim KNKT bersama P3GL menggunakan alat Pinger Locater di lokasi yang diduga terdapat nilai anomali tertinggi data magnetometer. Di lokasi tersebut tim menangkap suara dari peralatan di kapal yang tenggelam, sehingga dapat diperkirakan bahwa titik tersebut adalah lokasi tenggelamnya kapal MV. Nur Allya. Konfirmasi penemuan tersebut akan disampaikan KNKT kepada pihak keluarga.
Baca juga: Pencarian kapal MV Nur Allya terkendala cuaca
Terkait dengan penemuan perkiraan lokasi tersebut, akan direncanakan acara tabur bunga oleh pihak keluarga korban dan panitia KNKT pada tanggal 2 Oktober 2019.
Sebelumnya kapal kargo berbendera Indonesia bermuatan nikel tersebut hilang kontak di perairan Utara Pulau Buru, Maluku pada 20 Agustus 2019. Kapal kargo milik PT Gurita Lintas Samudra diawaki 25 orang, yang berlayar dari rute Pulau Weda, Maluku Utara dengan tujuan Pelabuhan Morosi, Provinsi Sulawesi Tenggara.
MV Nur Allya adalah kapal kargo raksasa buatan perusahaan Jepang Sanoyas Hishino Meiso Corp pada 2002, dengan kapasitas 52.400 deadweight tonnes (dwt), artinya mampu mengangkut beban hingga 52.400 ton, tidak termasuk berat kapal itu sendiri yang mencapai 8.394 metrik ton.
Pemerintah telah mengerahkan sekitar 21 lembaga dan instansi terkait seperti Basarnas Ternate, Direktorat Komunikasi Basarnas Pusat, Direktorat Polairud Polda Maluku Utara, perusahaan pemilik kapal, dan Bakamla Pusat. untuk mencari keberadaan kapal selama 13 hari.
Area pencarian dipusatkan di perairan Maluku Utara, yang menjadi titik koordinat awal kapal tersebut terpantau. Tim juga menyisir perairan laut Obi, Maluku Utara dan perairan Pulau Buru, Maluku. Termasuk juga menyisir jalur pelayaran kapal di perairan Poge Sanana, Taliabo, dan perairan Morosi.
Pencarian juga dilakukan melalui udara, namun tidak membuahkan hasil. Misteri keberadaan kapal kargo MV Nur Allya sedikit terkuak saat tim SAR menemukan sekoci rusak dari kapal tersebut di pesisir Desa Gambaru, Kecamatan Obi Selatan. Perusahaan pemilik MV Nur Allya sudah mengkonfirmasi sekoci tersebut merupakan bagian dari kapal yang tenggelam. Tumpahan minyak ditemukan di bagian selatan perairan Pulau Obi, Maluku Utara pada 30 Agustus 2019.
Baca juga: Basarnas temukan serpihan dan tumpahan minyak MV Nur Allya
Baca juga: Pencarian MV Nur Allya dilakukan lewat udara
P3GL temukan lokasi tenggelam kapal MV Nur Allya
1 Oktober 2019 11:29 WIB
Kapal MV Nur Allya saat beroperasi di perairan Pulau Halmahera. ANTARA/Abdul Fatah/am. (ANTARA/Abdul Fatah)
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019
Tags: