Diaspora promosi budaya dan pariwisata di Angola
1 Oktober 2019 00:27 WIB
Diaspora Indonesia yang berada di Angola bersama KBRI Windhoek mempromosikan Seni, Budaya dan Pariwisata Indonesia pada acara “International Day” yang diasakan di Luanda International School (LIS), Luanda. (Kbri)
London (ANTARA) - Diaspora Indonesia yang berada di Angola bersama KBRI Windhoek mempromosikan Seni, Budaya dan Pariwisata Indonesia pada acara “International Day” yang diadakan di Luanda International School (LIS).
Pensosbud KBRI Windhoek Namibia, Miranto Suwandi kepada Antara, Senin, mengatakan dalam acara tahunan tersebut yang tidak hanya dihadiri keluarga dan siswa LIS tapi juga masyarakat umum. Stan Indonesia mengetengahkan berbagai atraksi menarik antara lain alat musik angklung dan tifa yang dapat dimainkan pengunjung.
Stan Indonesia juga menyuguhkan aneka kuliner khas Indonesia seperti dadar gulung pandan isi kelapa gula merah, es timun, dan bubur ketan hitam, yang ternyata sangat diminati oleh pengunjung dari manca Negara.
Ibu Bungky Ardian, WNI yang tinggal di Luanda selama beberapa tahun terakhir dan menjadi koordinator stan Indonesia pada LIS International Day mengatakan sangat berterima kasih kepada KBRI Windhoek yang menyediakan berbagai alat promosi seperti brosur, bendera, buku tentang Indonesia dan souvenir Wonderful Indonesia yang telah membuat stan Indonesia tidak pernah sepi dari pengunjung.
Baca juga: Dubes ajak pengusaha Angola hadir di TEI 2019
Baca juga: Semarak pesta demokrasi Indonesia terasa hingga Afrika
KBRI Windhoek juga menghargai peran diaspora Indonesia atas kontribusinya dalam mempromosikan seni, budaya dan pariwisata Indonesia di negara akreditasi Namibia dan Angola serta berharap upaya kerja sama serupa dapat terus ditingkatkan di masa mendatang.*
Pensosbud KBRI Windhoek Namibia, Miranto Suwandi kepada Antara, Senin, mengatakan dalam acara tahunan tersebut yang tidak hanya dihadiri keluarga dan siswa LIS tapi juga masyarakat umum. Stan Indonesia mengetengahkan berbagai atraksi menarik antara lain alat musik angklung dan tifa yang dapat dimainkan pengunjung.
Stan Indonesia juga menyuguhkan aneka kuliner khas Indonesia seperti dadar gulung pandan isi kelapa gula merah, es timun, dan bubur ketan hitam, yang ternyata sangat diminati oleh pengunjung dari manca Negara.
Ibu Bungky Ardian, WNI yang tinggal di Luanda selama beberapa tahun terakhir dan menjadi koordinator stan Indonesia pada LIS International Day mengatakan sangat berterima kasih kepada KBRI Windhoek yang menyediakan berbagai alat promosi seperti brosur, bendera, buku tentang Indonesia dan souvenir Wonderful Indonesia yang telah membuat stan Indonesia tidak pernah sepi dari pengunjung.
Baca juga: Dubes ajak pengusaha Angola hadir di TEI 2019
Baca juga: Semarak pesta demokrasi Indonesia terasa hingga Afrika
KBRI Windhoek juga menghargai peran diaspora Indonesia atas kontribusinya dalam mempromosikan seni, budaya dan pariwisata Indonesia di negara akreditasi Namibia dan Angola serta berharap upaya kerja sama serupa dapat terus ditingkatkan di masa mendatang.*
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: