Serang (ANTARA News) - Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda, Provinsi Lampung, sepanjang Sabtu meningkat setelah sepekan terakhir menurun, namun statusnya tetap waspada. "Saat ini letusan dan kegempaan vulkanik Gunung Anak Krakatau mencapai 240 kali dibandingkan sehari sebelumnya 190 kali," kata Jumono petugas Pemantauan Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Sabtu malam. Menurut dia, meningkatnya aktivitas Anak Krakatautidak dapat dipastikan karena masih terjadi fluktuasi. "Kalau dulu sewaktu status siaga atau level III, frekuensi letusan dan kegempaan antara tiga sampai 20 menit," katanya. Namun demikian, kata dia, saat ini aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau belum menentu terkadang tiga sampai delapan jam setelah ditetapkan status waspada tersebut. Dia mengatakan, kendati status waspada hingga saat ini pengunjung dan nelayan tidak diperbolehkan untuk mendekati titik letusan Gunung Anak Krakatau. Sebab, kata dia, masih berbahaya karena masih mengeluarkan semburan material serta gas beracun. "Saya hanya memberikan rekomendasi satu kilometer dari titik letusan gunung bagi pengunjung wisatawan atau nelayan," katanya. Ia menyebutkan, selama letusan tahun 2007 - 2008 sejauh ini belum ada laporan korban jiwa akibat terkena material vulkanik dan gas beracun Gunung Anak Krakatau. Pasalnya, petugas terus melakukan imbauan kepada pengunjung domestik maupun mancanegara agar tidak mendekati kawasan Anak Krakatau. "Saya tidak mau letusan tahun 2001 lalu yang menelan korban jiwa warga Perancis itu terulang kembali," ujar Jumono.(*)