Mendikbud: Sekolah terdampak gempa Ambon masih layak
30 September 2019 20:35 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy melihat salah satu ruang kelas di SMA Negeri 4 Salahutu, Pulau Ambon, Maluku Tengah yang rusak terdampak gempa, Senin (30/9/2019). Mendikbud memastikan proses belajar mengajar di 46 sekolah terdampak gempa segera berjalan normal dan proses rehabilitasi segera dilakukan. (ANTARA/Jimmy Ayal)
Ambon (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menegaskan, secara umum sekolah-sekolah yang terdampak gempa magnitudo 6,5 yang mengguncang Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat (SBB) pada Kamis (29/9) masih layak digunakan.
"Sebagian besar sekolah yang terdampak gempa masih layak digunakan karena kerusakannya tidak terlalu parah," ujar Mendikbud usai meninjau sejumlah bangunan sekolah di kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, kabupaten Maluku Tengah, Senin.
Menteri memastikan secara struktur bangunan sekolah yang terdampak masih kuat dan tidak membahayakan serta layak digunakan untuk proses belajar mengajar.
"Strukturnya masih sangat kuat. Mungkin waktu dulu dibangun dengan baik dan tidak dikorupsi oleh kontraktor sehingga tahan terhadap gempa. Yang rusak hanya atap dan plafonnya saja," katanya.
Baca juga: Mendikbud bertemu siswa terdampak gempa di Pulau Ambon
Baca juga: Mendikbud diagendakan tinjau sekolah terdampak gempa di Ambon
Dia memastikan seluruh bangunan sekolah yang mengalami kerusakan akan segera direhabilitasi dengan memanfaatkan anggaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama pemerintah daerah.
Menteri menyatakan, tidak tertutup kemungkinan ada bangunan sekolah yang rusak berat karena saat ini tim Kemdikbud dan Dinas Pendidikan dan kebudayaan Maluku sedang melakukan pendataan di lapangan.
"Jika ada yang rusak berat maka saya akan mengusulkan untuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menanganinya," katanya.
Dia berharap perbaikan sekolah yang rusak tidak terlalu lama, sehingga proses belajar mengajar dapat segera berjalan.
Sedangkan menyangkut jumlah siswa yang terdampak bencana alam tersebut yang akan memperoleh bantuan, Mendikbud menyatakan, pendataan masih terus dilakukan dan datanya perlu divalidasi.
"Prinsipnya seluruh siswa yang terdampak akan memperoleh bantuan paket pendidikan untuk SD hingga SMA/SMK sedangkan paket bermain untuk siswa TK dan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud)," katanya.
Dia menegaskan, pemerintah Pusat menaruh perhatian besar terhadap penanganan dampak gempa yang melanda tiga daerah di provinsi Maluku tersebut.
"Saya diperintahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo untuk berkunjung ke Ambon melihat berbagai fasilitas yang rusak untuk segera ditangani termasuk memastikan para siswa dan guru memperoleh bantuan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, sehingga proses belajar mengajar dapat segera berlangsung kembali," katanya.
Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maluku, tercatat 46 sekolah mengalami kerusakan akibat terdampak gempa bermagnitudo 6.5 yang menguncang Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan kabupate SBB, Provinsi Maluku, Kamis (26/9) pukul 08.46 WIT.
Sekolah yang mengalami kerusakan yakni 11 SD, dua SMP, 25 SMA serta delapan SMK.*
Baca juga: Sekolah di Ambon diliburkan pascagempa
"Sebagian besar sekolah yang terdampak gempa masih layak digunakan karena kerusakannya tidak terlalu parah," ujar Mendikbud usai meninjau sejumlah bangunan sekolah di kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, kabupaten Maluku Tengah, Senin.
Menteri memastikan secara struktur bangunan sekolah yang terdampak masih kuat dan tidak membahayakan serta layak digunakan untuk proses belajar mengajar.
"Strukturnya masih sangat kuat. Mungkin waktu dulu dibangun dengan baik dan tidak dikorupsi oleh kontraktor sehingga tahan terhadap gempa. Yang rusak hanya atap dan plafonnya saja," katanya.
Baca juga: Mendikbud bertemu siswa terdampak gempa di Pulau Ambon
Baca juga: Mendikbud diagendakan tinjau sekolah terdampak gempa di Ambon
Dia memastikan seluruh bangunan sekolah yang mengalami kerusakan akan segera direhabilitasi dengan memanfaatkan anggaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama pemerintah daerah.
Menteri menyatakan, tidak tertutup kemungkinan ada bangunan sekolah yang rusak berat karena saat ini tim Kemdikbud dan Dinas Pendidikan dan kebudayaan Maluku sedang melakukan pendataan di lapangan.
"Jika ada yang rusak berat maka saya akan mengusulkan untuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menanganinya," katanya.
Dia berharap perbaikan sekolah yang rusak tidak terlalu lama, sehingga proses belajar mengajar dapat segera berjalan.
Sedangkan menyangkut jumlah siswa yang terdampak bencana alam tersebut yang akan memperoleh bantuan, Mendikbud menyatakan, pendataan masih terus dilakukan dan datanya perlu divalidasi.
"Prinsipnya seluruh siswa yang terdampak akan memperoleh bantuan paket pendidikan untuk SD hingga SMA/SMK sedangkan paket bermain untuk siswa TK dan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud)," katanya.
Dia menegaskan, pemerintah Pusat menaruh perhatian besar terhadap penanganan dampak gempa yang melanda tiga daerah di provinsi Maluku tersebut.
"Saya diperintahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo untuk berkunjung ke Ambon melihat berbagai fasilitas yang rusak untuk segera ditangani termasuk memastikan para siswa dan guru memperoleh bantuan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, sehingga proses belajar mengajar dapat segera berlangsung kembali," katanya.
Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maluku, tercatat 46 sekolah mengalami kerusakan akibat terdampak gempa bermagnitudo 6.5 yang menguncang Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan kabupate SBB, Provinsi Maluku, Kamis (26/9) pukul 08.46 WIT.
Sekolah yang mengalami kerusakan yakni 11 SD, dua SMP, 25 SMA serta delapan SMK.*
Baca juga: Sekolah di Ambon diliburkan pascagempa
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: