Kemenperin ciptakan SDM industri animasi berorientasi bisnis
30 September 2019 20:17 WIB
Ilustrasi - Industri Kreatif. Perancang grafis menyelesaikan pembuatan gambar animasi kartun dua dimensi pada pameran Semarang Industri Kreatif 2015 bertema "Bersama Membangun Pasar Industri Kreatif", di Semarang, Jateng, Jumat (11/9/15). (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian berupaya menciptakan sumber daya manusia (SDM) sektor industri animasi yang berorientasi bisnis melalui kegiatan Pendidikan dan Pelatikan Produksi Animasi atau Teaching Factory (TEFA) yang digelar Balai Diklat Industri Denpasar.
"Kegiatan ini merupakan pelatihan yang memadukan pembelajaran yang sudah ada yaitu Competency Based Training (CBT) dan Production Based Training (PBT), yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar kerja yang sesungguhnya,” kata Kepala Balai Diklat Industri Denpasar Kemenperin Paryono lewat keterangannya di Jakarta, Senin.
Paryono menyampaikan, diklat tersebut diharapkan mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan pasar atau konsumen sehingga peserta terbiasa bekerja sesuai dengan kondisi riil dunia kerja industri.
Diklat tersebut merupakan program beasiswa pendidikan dan pelatihan bidang industri kreatif pada 2019, di mana total peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 30 orang yang terbagi ke dalam dua kelas.
Paryono menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud dukungan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perindustrian, terhadap perkembangan industri animasi terutama dari sisi aspek penyiapan SDM industri animasi yang kompeten dalam waktu singkat.
Baca juga: Kemenperin gelar pelatihan SDM industri animasi
Paryono meminta dukungan segenap pihak terkait antara lain pihak industri, akademisi, dan pemerintah untuk bersinergi menciptakan SDM yang kompeten dan berdaya bersaing, sehingga dapat terserap dengan baik serta memenuhi kebutuhan industri animasi di Indonesia bahkan mancanegara.
“Terlebih lagi industri animasi merupakan bagian dari Industri 4.0 yang implementasinya sedang digalakkan pemerintah,” kata Paryono.
Diketahui, para peserta program TEFA berasal dari Jakarta dan Jawa Barat, di mana selama program berlangsung mereka tidak dipungut biaya dan difasilitasi penuh mulai dari transportasi, dan konsumsi.
Para peserta dididik dan dilatih oleh instruktur yang merupakan praktisi industri setingkat supervisor.
“Pada akhir program para peserta diharapkan siap untuk membuat produk-produk animasi di perusahaan animasi dalam hal ini adalah Mytologic Studio,” kata Paryono.
Baca juga: SMK tulang punggung industri animasi Indonesia
Baca juga: Industri animasi juga pas untuk anak muda
"Kegiatan ini merupakan pelatihan yang memadukan pembelajaran yang sudah ada yaitu Competency Based Training (CBT) dan Production Based Training (PBT), yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar kerja yang sesungguhnya,” kata Kepala Balai Diklat Industri Denpasar Kemenperin Paryono lewat keterangannya di Jakarta, Senin.
Paryono menyampaikan, diklat tersebut diharapkan mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan pasar atau konsumen sehingga peserta terbiasa bekerja sesuai dengan kondisi riil dunia kerja industri.
Diklat tersebut merupakan program beasiswa pendidikan dan pelatihan bidang industri kreatif pada 2019, di mana total peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 30 orang yang terbagi ke dalam dua kelas.
Paryono menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud dukungan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perindustrian, terhadap perkembangan industri animasi terutama dari sisi aspek penyiapan SDM industri animasi yang kompeten dalam waktu singkat.
Baca juga: Kemenperin gelar pelatihan SDM industri animasi
Paryono meminta dukungan segenap pihak terkait antara lain pihak industri, akademisi, dan pemerintah untuk bersinergi menciptakan SDM yang kompeten dan berdaya bersaing, sehingga dapat terserap dengan baik serta memenuhi kebutuhan industri animasi di Indonesia bahkan mancanegara.
“Terlebih lagi industri animasi merupakan bagian dari Industri 4.0 yang implementasinya sedang digalakkan pemerintah,” kata Paryono.
Diketahui, para peserta program TEFA berasal dari Jakarta dan Jawa Barat, di mana selama program berlangsung mereka tidak dipungut biaya dan difasilitasi penuh mulai dari transportasi, dan konsumsi.
Para peserta dididik dan dilatih oleh instruktur yang merupakan praktisi industri setingkat supervisor.
“Pada akhir program para peserta diharapkan siap untuk membuat produk-produk animasi di perusahaan animasi dalam hal ini adalah Mytologic Studio,” kata Paryono.
Baca juga: SMK tulang punggung industri animasi Indonesia
Baca juga: Industri animasi juga pas untuk anak muda
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: