Kemenperin tingkatkan produktivitas dan kualitas IKM cangkul
30 September 2019 14:23 WIB
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih (kedua kanan). ANTARA/ Biro Humas Kementerian Perindustrian
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian terus melakukan pembinaan bagi para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) alat perkakas pertanian untuk makin meningkatkan produktivitas dan kualitasnya.
Langkah-langkah strategis yang dijalankan antara lain penguatan sumber daya manusia (SDM) melalui bimbingan teknis, pendampingan, dan sertifikasi, serta memfasilitasi bantuan mesin dan peralatan produksi.
"Kami juga aktif mendorong perluasan pasar dan pengembangan kemampuan sentra sektor IKM tersebut," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Senin.
Baca juga: Pemerintah akan canangkan program satu rumah satu cangkul
Baca juga: Empat BUMN siap dukung produksi cangkul dalam negeri
Gati mengungkapkan, pihaknya memfasilitasi kolaborasi kemitraan antara pelaku IKM dan industri skala besar. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat daya saing IKM dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku alat perkakas pertanian, seperti produk cangkul.
"Saat ini, kita berada dalam era kolaborasi, di mana untuk mendapatkan keberhasilan dalam persaingan industri diperlukan adanya kolaborasi kemitraan dengan berbagai pihak, tidak terkecuali untuk pelaku IKM," paparnya.
Gati turut menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama antara PT Indobaja Primamurni dan koperasi industri logam di Gresik, Jawa Timur. Pada kesempatan itu, dilakukan pula peluncuran produk cangkul produksi PT Indobaja Primamurni.
"Melalui perjanjian kerja sama antara PT Indobaja Primamurni dan koperasi IKM logam di Kabupaten Sidoarjo dan Kota Pasuruan, tentunya memiliki dampak positif dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan daya saing industri dalam negeri khususnya pelaku IKM," tuturnya.
Gati juga mengapresiasi Indobaja Primamurni yang turut andil dalam pemenuhan alat perkakas pertanian, terutama dalam mendukung produksi cangkul bagi IKM melalui penyediaan bahan baku produk setengah jadi sebesar 25 persen dari total produksi.
"Komitmen ini merupakan salah satu langkah nyata untuk memperkuat struktur industri nasional," ungkapnya.
Indobaja Primamurni bergerak di bidang produksi perkakas pertanian sejak 2016.
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan dengan kapasitas produksi sebesar 1.500.000 buah per tahun ini meliputi egrek, cangkul, serta ke depannya akan diproduksi dodos kapak dan parang.
Cangkul BARONG yang diluncurkan, merupakan cangkul yang terbuat dari bahan baku special grade spring (SUP 9) berkapasitas 132.000 buah per bulan dan akan meningkat terus sesuai dengan permintaan pasar. PT Indobaja Primamurni menggunakan lini produksi dengan sistem proses kontrol sehingga memberikan jaminan kualitas yang berkelanjutan dan terstandardisasi.
Baca juga: IKM siap produksi tiga juta perkakas pertanian
Baca juga: IKM perkakas pertanian siap penuhi kebutuhan dalam negeri
Langkah-langkah strategis yang dijalankan antara lain penguatan sumber daya manusia (SDM) melalui bimbingan teknis, pendampingan, dan sertifikasi, serta memfasilitasi bantuan mesin dan peralatan produksi.
"Kami juga aktif mendorong perluasan pasar dan pengembangan kemampuan sentra sektor IKM tersebut," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Senin.
Baca juga: Pemerintah akan canangkan program satu rumah satu cangkul
Baca juga: Empat BUMN siap dukung produksi cangkul dalam negeri
Gati mengungkapkan, pihaknya memfasilitasi kolaborasi kemitraan antara pelaku IKM dan industri skala besar. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat daya saing IKM dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku alat perkakas pertanian, seperti produk cangkul.
"Saat ini, kita berada dalam era kolaborasi, di mana untuk mendapatkan keberhasilan dalam persaingan industri diperlukan adanya kolaborasi kemitraan dengan berbagai pihak, tidak terkecuali untuk pelaku IKM," paparnya.
Gati turut menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama antara PT Indobaja Primamurni dan koperasi industri logam di Gresik, Jawa Timur. Pada kesempatan itu, dilakukan pula peluncuran produk cangkul produksi PT Indobaja Primamurni.
"Melalui perjanjian kerja sama antara PT Indobaja Primamurni dan koperasi IKM logam di Kabupaten Sidoarjo dan Kota Pasuruan, tentunya memiliki dampak positif dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan daya saing industri dalam negeri khususnya pelaku IKM," tuturnya.
Gati juga mengapresiasi Indobaja Primamurni yang turut andil dalam pemenuhan alat perkakas pertanian, terutama dalam mendukung produksi cangkul bagi IKM melalui penyediaan bahan baku produk setengah jadi sebesar 25 persen dari total produksi.
"Komitmen ini merupakan salah satu langkah nyata untuk memperkuat struktur industri nasional," ungkapnya.
Indobaja Primamurni bergerak di bidang produksi perkakas pertanian sejak 2016.
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan dengan kapasitas produksi sebesar 1.500.000 buah per tahun ini meliputi egrek, cangkul, serta ke depannya akan diproduksi dodos kapak dan parang.
Cangkul BARONG yang diluncurkan, merupakan cangkul yang terbuat dari bahan baku special grade spring (SUP 9) berkapasitas 132.000 buah per bulan dan akan meningkat terus sesuai dengan permintaan pasar. PT Indobaja Primamurni menggunakan lini produksi dengan sistem proses kontrol sehingga memberikan jaminan kualitas yang berkelanjutan dan terstandardisasi.
Baca juga: IKM siap produksi tiga juta perkakas pertanian
Baca juga: IKM perkakas pertanian siap penuhi kebutuhan dalam negeri
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: