Mataram (ANTARA) - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) membantu masyarakat adat Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, yang ingin mengembalikan kejayaan kopi di daerahnya.

General Manager PLN UIP Nusra, Yuyun Mimbar Saputra melalui Senior Manager Pertanahan dan Komunikasi PLN UIP Nusra, Gregorius Adi, di Mataram, Senin, menjelaskan upaya untuk membantu petani Sembalun tersebut sebagai salah satu realisasi Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) di bidang pelestarian lingkungan dan penghijauan alam.

"Kami telah menyerahkan bantuan bibit kopi varietas lokal (Sajang) sebanyak 5.000 batang kepada Masyarakat Adat Sembalun. Penyerahan dilakukan pada saat acara Gawe Beleq (ritual adat) di Sembalun, pada Minggu (30/9)," katanya.

Baca juga: Jangan gelengkan kepala untuk Arabika Sembalun

Dalam sejarahnya, kata dia, Sembalun yang berada di kaki Gunung Rinjani dikenal sebagai penghasil kopi berkualitas dunia dan juga memiliki varietas padi beras merah yang berkualitas.

Namun pada era 1980-an, petani di Sembalun meninggalkan kopi dan beralih ke bawang putih yang saat itu merupakan salah satu program pemerintah pusat. Belakangan, masyarakat/petani di kaki Gunung Rinjani tersebut ingin kembali ke masa jayanya sebagai sentra penghasil kopi.

PLN UIP Nusa Tenggara (NTB-NTT) membantu mewujudkan keinginan masyarakat di Sembalun berdasarkan hasil identifikasi lapangan.

Sesuai permintaan masyarakat adat Sembalun, PLN UIP Nusa Tenggara kemudian membantu penyediaan bibit, penanaman, hingga pendampingan selama enam bulan.

Baca juga: Kementan ingin semangat petani Sembalun NTB bangkit lewat korporasi

Selain memberikan bibit, kata dia, pihaknya juga memfasilitasi untuk penyediaan bibit kopi guna memenuhi kebutuhan masyarakat setempat untuk menghijaukan kaki Gunung Rinjani dengan kopi.

"Untuk daerah-daerah lereng ditanami pohon yang dapat mengikat tanah. Kita bantu persemaian bibit kopi hingga 100 ribu," ucap Gregorius.

Ia mengatakan penanaman bibit kopi akan dilakukan pada Oktober 2019 atau setelah hujan pertama turun. Hal itu dilakukan untuk memastikan kopi yang ditanam akan berhasil tumbuh

Pihaknya juga akan memberikan pendampingan kepada petani selama enam bulan. Tim teknis akan mendampingi dalam hal pemupukan dan perawatan.

"Kami membantu petani di Sembalun karena daerah tersebut bagian dari wilayah yang terlintasi proyek pembangunan infrastruktur kelistrikan Lombok dari jalur transmisi SUTT 150kV FTP2," kata Gregorius.

Baca juga: Menteri ESDM resmikan infrastruktur kelistrikan di Nusa Tenggara