Menteri PUPR sebut tiga syarat urbanisasi agar tak jadi beban
30 September 2019 11:57 WIB
Menteri PUPR Basuki Basuki Hadimuljono (kiri) bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro (kanan) bersiap mengikuti rapat kerja pansus pemindahan Ibu Kota Negara di ruang rapat Komisi II DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (25/9/2019). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan urbanisasi tidak lagi dipandang sebagai beban atau masalah dengan tiga syarat yakni direncanakan dengan baik, regulasi yang benar dan dibiayai dengan cukup.
"Saat ini urbanisasi tidak lagi dipandang sebagai beban atau masalah. Syaratnya tiga, yaitu 'planned' (direncanakan) dengan baik, 'regulated' (diregulasi) dengan benar dan 'financing' (dibiayai) dengan cukup," katanya saat membuka High Level Roundtable on Fostering Growth and Inclusion in Asia's Cities di Jakarta, Senin.
Menurut Basuki, tiga syarat itu justru akan mempengaruhi keberhasilan urbanisasi sebagai mesin pertumbuhan (engine of growth).
Baca juga: Pengamat: Pemerintah harus ciptakan urbanisasi berkelanjutan
Ia menambahkan rencana pemerintah untuk memindahkan ibu kota ke Kalimantan Timur, juga akan mengadopsi tiga syarat tersebut. Dengan demikian, pemindahan ibu kota diharapkan bisa menjadi mesin pertumbuhan, bukan masalah.
Terlebih, posisi Kalimantan Timur yang berada tepat di tengah-tengah Indonesia. Hal itu, kata dia, sama halnya dengan Astana, ibu kota Kazakhstan, yang juga terletak tepat di tengah-tengah negara tersebut dan jadi mesin pertumbuhan negara tersebut.
"Kemarin Pak Dubes datang, beliau cerita bagaimana Astana jadi ibu kota Kazakhstan sekarang. Beliau bilang Indonesia kalau mau pindah ibu kota harus lebih baik. Astana juga persis di tengah Kazakhstan. Sebagai 'engine of growth' Kazakhstan. Rencana kita sama, (Kaltim) jadi 'center of growth'," katanya.
Baca juga: Kalau dikelola dengan baik, Bappenas sebut urbanisasi bisa berdampak positif
Country Director Asian Development Bank (ADB) for Indonesia Winfried F. Wicklein dalam kesempatan yang sama, menjelaskan urbanisasi telah menjadi tren dunia tak terkecuali di Indonesia.
Ia bahkan menyebut urbanisasi telah terjadi hingga 55 persen di Indonesia. Hal tersebut menjadi tantangan dan peluang pemerintah untuk bisa membuat kota yang layak ditinggali.
"Oleh karena itu, kota yang berfungsi dengan baik menjadi krusial," katanya.
Baca juga: Korea tertarik untuk terlibat dalam pemindahan ibu kota
"Saat ini urbanisasi tidak lagi dipandang sebagai beban atau masalah. Syaratnya tiga, yaitu 'planned' (direncanakan) dengan baik, 'regulated' (diregulasi) dengan benar dan 'financing' (dibiayai) dengan cukup," katanya saat membuka High Level Roundtable on Fostering Growth and Inclusion in Asia's Cities di Jakarta, Senin.
Menurut Basuki, tiga syarat itu justru akan mempengaruhi keberhasilan urbanisasi sebagai mesin pertumbuhan (engine of growth).
Baca juga: Pengamat: Pemerintah harus ciptakan urbanisasi berkelanjutan
Ia menambahkan rencana pemerintah untuk memindahkan ibu kota ke Kalimantan Timur, juga akan mengadopsi tiga syarat tersebut. Dengan demikian, pemindahan ibu kota diharapkan bisa menjadi mesin pertumbuhan, bukan masalah.
Terlebih, posisi Kalimantan Timur yang berada tepat di tengah-tengah Indonesia. Hal itu, kata dia, sama halnya dengan Astana, ibu kota Kazakhstan, yang juga terletak tepat di tengah-tengah negara tersebut dan jadi mesin pertumbuhan negara tersebut.
"Kemarin Pak Dubes datang, beliau cerita bagaimana Astana jadi ibu kota Kazakhstan sekarang. Beliau bilang Indonesia kalau mau pindah ibu kota harus lebih baik. Astana juga persis di tengah Kazakhstan. Sebagai 'engine of growth' Kazakhstan. Rencana kita sama, (Kaltim) jadi 'center of growth'," katanya.
Baca juga: Kalau dikelola dengan baik, Bappenas sebut urbanisasi bisa berdampak positif
Country Director Asian Development Bank (ADB) for Indonesia Winfried F. Wicklein dalam kesempatan yang sama, menjelaskan urbanisasi telah menjadi tren dunia tak terkecuali di Indonesia.
Ia bahkan menyebut urbanisasi telah terjadi hingga 55 persen di Indonesia. Hal tersebut menjadi tantangan dan peluang pemerintah untuk bisa membuat kota yang layak ditinggali.
"Oleh karena itu, kota yang berfungsi dengan baik menjadi krusial," katanya.
Baca juga: Korea tertarik untuk terlibat dalam pemindahan ibu kota
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: