Wina (ANTARA News) - OPEC, Kamis, menurunkan estimasi jangka panjang untuk permintaan minyak dunia, dengan menyebutkan bahwa konsumsi pada 2030 akan lebih rendah 3,7 persen dari pada prediksi sebelumnya, sehubungan melonjaknya harga minyak telah mendorong berbagai upaya penghematan energi. Harga minyak mencapai rekor tinggi hanya sedikit di bawah 147 dolar AS per barel pada pekan lalu dan telah mengalami kenaikan dua kali lipat dalam setahun terakhir, sehingga mendorong berbagai upaya untuk lebih melakukan efisiensi energi dan mencari sumber energi pengganti. Dalam tinjauan tahunan World Oil Outlook yang diterbitkan Kamis, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memperkirakan bahwa permintaan minyak dunia akan berjumlah 113,3 juta barel per hari (bpd) pada 2030 ketimbang prediksi setahun lalu 117,6 juta bpd. Prediksi yang lebih rendah itu "diakibatkan efisiensi yang lebih besar dikarenakan sebagian dengan asumsi harga minyak lebih tinggi," kata OPEC, seperti dilaporkan AFP. Untuk tahun ini, OPEC, yang memproduksi sekitar 40 persen dari produksi minyak mentah dunia, memperkirakan permintaan minyak dunia pada kisaran 86,9 juta barel per hari. Sejak tahun lalu, harga minyak sudah mengalami kenaikan dua kali lipat, OPEC memperhitungnkan, dengan lonjakan harga referensi kartel tersebut melonjak dari 71 dolar pada pertengahan 2007 menjadi lebih darai 130 dolar pada Juni 2008. Ditanya pada suatu konferensi pers, apakah OPEC dapat menstabilkan atau membawa harga bergerak turun, Sekjen OPEC Abdalla Salem El-Badri menyatakan bahwa peningkatan produksi, seperti yang berulang-ulang diminta oleh negara-negara konsumen, tidak akan memecahkan masalah tersebut. "Di mana tidak ada kesalahan dengan pasokan dan permintaan," katanya seraya menambahkan "Kami tidak melihat adanya kekurangan pasokan." El-Badri menunjuk berbagai faktor --pelemahan dolar, masalah geopolitik di Timur Tengah, spekulasi dan pengilangan yang macet--sebagai alasan kunci. Ia menolak untuk menyebutkan apakah OPEC telah mempertimbangkan peningkatan produksi pada pertemuan September mendatang untuk membantu menurunkan harga minyak dunia. "September adalah waktu yang masih jauh dan kami akan memutuskan pada pertemuan itu," katanya. Soal Iran El-Badri juga mengatakan bahwa OPEC tidak akan bisa menggantikan produksi minyak Iran jika pasokan dari negara itu dihentikan andaikata terjadi perang dengan Israel atau Amerika Serikat. Iran merupakan produsen minyak terbesar ke dua OPEC dengan produksi sekitar 4 juta barel per hari. Iran melakukan ujicoba penembakan rudal lagi di Teluk, Kamis, kata media pemerintah dan AS berjanji akan membela sekutu-sekutunya terhadap setiap agresi Iran. Washington, yang khawatir Teheran ingin menguasai teknologi pembuatan senjata nuklir, mengatakan setelah Iran melakukan ujicoba sembilan rudal, Rabu, Teheran harus menghentikan ujicoba lebih lanjut jika negara itu ingin mendapat kepercayaan dunia. Iran mengatakan rudal-rudal itu dapat menghantam Israel dan pangkalan-pangkalan AS. Spekulasi bahwa Israel mungkin akan membom Iran meningkat sejak satu pelatihan angkatan udara Israel secara besar-besaran bulan lalu. Para pemimpin AS tidak mengesampingkan opsi-opsi militer jika jalur diplomasi gagal mengakhiri pertikaian nuklir Iran. Iran menanggapi dengan mengatakan pihaknya akan membalas menyerang Tel Aviv serta kepentingan-kepentingan AS dan pelayaran, jika diserang. Teheran menegaskan program nuklirnya hanya untuk tujuan damai. (*)