Gubernur Jatim larang siswa ikut demonstrasi
29 September 2019 22:37 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat mengikuti kegiatan Harlah ke-73 Muslimat NU di Tulungagung, Minggu (299/2019) (Destyan Handri Sujarwoko)
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan kalangan orang tua dan pendidik di sekolah untuk mengawasi anak dan siswanya agar tidak ikut-ikutan aksi turun ke jalan untuk berunjuk rasa menyoal sejumlah rancangan undang-undang kontroversial yang kini menjadi isu nasional.
"Besok (Senin) adalah hari efektif masuk sekolah. Jadi kalau, misal, besok ada siswa yang tidak masuk sekolah tanpa alasan jelas, kepala sekolah harus berkoordinasi dengan orang tua atau wali muridnya," kata Khofifah saat memberi sambutan di acara Harlah Ke-73 Muslimat NU di Tulungagung, Jawa Timur, Minggu.
Baca juga: Kemendikbud terbitkan edaran pencegahan peserta didik ikut unjuk rasa
Ia mengingatkan agar ibu-ibu muslimat yang hadir, juga seluruh jajaran orang tua di wilayahnya agar proaktif mengawasi anaknya yang kini duduk di bangku sekolah, khususnya di jenjang SMA/SMK maupun Madrasah Aliyah.
"Tolong diingatkan dan dipastikan anaknya, besok (Senin) masuk sekolah. Tidak ikut-ikutan unjuk rasa," kata Khofifah mengingatkan.
Baca juga: Gubernur siapkan sanksi bagi kepsek yang izinkan siswa berdemo
Oleh karena itu, orang tua siswa harus aktif berkoordinasi dengan guru atau kepala sekolah. Demikian pula sebaliknya. Hal ini demi mengantisipasi siswa membolos belajar demi mengikuti unjuk rasa sebagaimana para mahasiswa, seperti terjadi pada Jumat (27/9), tidak terulang.
"Pesan dalam surat edaran ini saya rasa terang referensi dari pak Mendikbud, supaya anak-anak terhindar dari hal yang memang menurut Undang-undang Perlindungan Anak harus dilindungi dari kemungkinan mereka terdampak dari kekerasan atau potensi terjadinya kekerasan," kata Khofifah.
Baca juga: Mendikbud tegaskan siswa tak boleh ikut unjuk rasa
Tidak dijelaskan oleh Khofifah mengenai mekanisme sanksi jika terjadi lagi siswa membolos dan melakukan aksi di jalanan, seperti akhir pekan ini.
Khofifah mengatakan sekolah jenjang SMA/SMK kendali ada di Pemerintah Provinsi dan ditegaskan bahwa hari Senin (30/9) sebagaimana pada hari Jumat (27/9) adalah hari efektif belajar-mengajar. Tidak ada libur.
Baca juga: KPAI imbau sekolah pantau siswa agar tak ikut demo
"Kami di Pemprov Jatim menyampaikan, SMA/SMK di dalam koordinasi Pemprov. Kemarin (Jumat, 27/9) hari efektif belajar-mengajar. Besok (Senin, 30/9) juga hari efektif belajar-mengajar, karena tidak diliburkan. Semua kepala sekolah dan guru punya tugas untuk memberikan konfirmasi kepada orang tua," katanya.
"Besok (Senin) adalah hari efektif masuk sekolah. Jadi kalau, misal, besok ada siswa yang tidak masuk sekolah tanpa alasan jelas, kepala sekolah harus berkoordinasi dengan orang tua atau wali muridnya," kata Khofifah saat memberi sambutan di acara Harlah Ke-73 Muslimat NU di Tulungagung, Jawa Timur, Minggu.
Baca juga: Kemendikbud terbitkan edaran pencegahan peserta didik ikut unjuk rasa
Ia mengingatkan agar ibu-ibu muslimat yang hadir, juga seluruh jajaran orang tua di wilayahnya agar proaktif mengawasi anaknya yang kini duduk di bangku sekolah, khususnya di jenjang SMA/SMK maupun Madrasah Aliyah.
"Tolong diingatkan dan dipastikan anaknya, besok (Senin) masuk sekolah. Tidak ikut-ikutan unjuk rasa," kata Khofifah mengingatkan.
Baca juga: Gubernur siapkan sanksi bagi kepsek yang izinkan siswa berdemo
Oleh karena itu, orang tua siswa harus aktif berkoordinasi dengan guru atau kepala sekolah. Demikian pula sebaliknya. Hal ini demi mengantisipasi siswa membolos belajar demi mengikuti unjuk rasa sebagaimana para mahasiswa, seperti terjadi pada Jumat (27/9), tidak terulang.
"Pesan dalam surat edaran ini saya rasa terang referensi dari pak Mendikbud, supaya anak-anak terhindar dari hal yang memang menurut Undang-undang Perlindungan Anak harus dilindungi dari kemungkinan mereka terdampak dari kekerasan atau potensi terjadinya kekerasan," kata Khofifah.
Baca juga: Mendikbud tegaskan siswa tak boleh ikut unjuk rasa
Tidak dijelaskan oleh Khofifah mengenai mekanisme sanksi jika terjadi lagi siswa membolos dan melakukan aksi di jalanan, seperti akhir pekan ini.
Khofifah mengatakan sekolah jenjang SMA/SMK kendali ada di Pemerintah Provinsi dan ditegaskan bahwa hari Senin (30/9) sebagaimana pada hari Jumat (27/9) adalah hari efektif belajar-mengajar. Tidak ada libur.
Baca juga: KPAI imbau sekolah pantau siswa agar tak ikut demo
"Kami di Pemprov Jatim menyampaikan, SMA/SMK di dalam koordinasi Pemprov. Kemarin (Jumat, 27/9) hari efektif belajar-mengajar. Besok (Senin, 30/9) juga hari efektif belajar-mengajar, karena tidak diliburkan. Semua kepala sekolah dan guru punya tugas untuk memberikan konfirmasi kepada orang tua," katanya.
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: