Jakarta (ANTARA) - Hunian berkonsep transportasi atau dikenal sebagai transit oriented development (TOD) kini juga mulai marak ke arah Serpong dengan memanfaatkan jaringan komuter sebagai tahap awal.

"Konsep TOD ini merupakan pendekatan pengembangan kota yang memaksimalkan penggunaan angkutan publik, sekaligus meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi," kata Direktur Utama PT Hutama Anugrah Propertindo, Ferdy Sutrisno selaku pengembang Serpong Garden Apartment di Jakarta, Minggu.

Baca juga: Hunian dekat transportasi publik terus diburu konsumen

Ferdy mengatakan Serpong Garden Apartment sebagai gambaran pembangunannya didesain memiliki berbagai konektivitas dengan intermoda seperti Stasiun Komuter Cisauk, pasar modern, dan terminal terpadu.

“Kalau nanti pemerintah mengaplikasikan jalur bagi kereta api massal (Mass Rapid Transit) dan juga kereta api ringan (Light Rapid Transit/LRT), kami sudah siap, termasuk juga kelengkapan jaringan bagi para pejalan kaki atau pengguna sepeda,” jelas Ferdy.

Baca juga: Lebak Bulus jadi TOD kedua setelah Dukuh Atas

Ferdy mengatakan dalam konsep TOD penghuni hanya cukup melangkah sudah bisa menjangkau jaringan komuter atau menjangkau pusat bisnis, sekolah, perguruan tinggi, tempat rekreasi, serta fasilitas-fasilitas lain.

Pemerintah, jelas Ferdy tengah berencana memperpanjang jalur Multi Raya Transportasi (MRT) sampai ke wilayah Kabupaten Tangerang tentunya akan membuat konsep TOD akan kian berkembang,

Ferdy melihat konsep TOD ini akan mengurangi pemborosan energi sampai 85 persen, sehingga menghasilkan gaya hidup (lifestyle) yang lebih sehat karena didisain kemanapun cukup ditempuh dengan berjalan kaki atau bersepeda.

Sedangkan Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna mengatakan terkait TOD, terlebih dulu dibuat perencanaan yang dituangkan melalui perencanaan dalam bentuk master plan dan rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL).

Baca juga: Desain TOD akomodasi kebutuhan masyarakat akan transportasi

“Saya melihat RTBL belum ada di wilayah Tangerang sebagai satelit Jakarta. Ini harus ditata melibatkan peran pengusaha dengan pemerintah daerah, sehingga memiliki perencanaan pembangunan, disesuaikan dengan berbagai studi yang mereka lakukan sebelumnya," ujar Yayat.

Menurut Yayat, kalau pembangunan diserahkan kepada pemda setempat, belum tentu memiliki kecukupan fiskal. Itu sebabnya pemerintah daerah bergantung kepada bantuan dan dukungan dari Pemerintah Pusat.

Baca juga: REI dukung TOD sebagai solusi kepadatan lalin Jakarta

"Dengan demikian perlu ada sinergi antara pemerintah pusat dan daerah terutama untuk proyek strategis termasuk MRT atau LRT sebagai fasilitas berkembangnya TOD," tambah Yayat.