Sapporo (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan kembali seruannya kepada negara produsen minyak dunia, dan juga pihak-pihak yang mempertahankan keuntungannya dari lonjakan harga minyak dunia, untuk turut membantu negara lain yang mengalami krisis pangan. "Itu hanyalah seruan moral, atau `moral obligation`. Rasanya sungguh tidak adil jika di saat seperti ini, ada negara lain yang mendapatkan keuntungan yang luar biasa dari kenaikan harga minyak, sementara di sisi lain ada yang menderita," kata Presiden di Sapporo, Kamis. Kepala Negara mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan wartawan soal kenaikan harga minyak dunia yang terus membumbung, dalam jumpa pers dengan wartawan Indonesia seusai mengikuti kegiatan KTT G8 yang berakhir di Hokkaido, Rabu (9/7) lalu. Negara-negara produsen minyak, yang menikmati keuntungan tersebut sudah sewajarnya memberikan bantuannya yang lebih nyata lagi. Ia kemudian menyebut contoh negara Arab Saudi yang memberikan bantuan sebesar 500 juta dolar AS kepada negara yang mengalami krisis pangan. Lebih jauh Presiden juga menyampaikan persoalan tersebut yang memerlukan kerja sama segera guna mengatasi meroketnya harga minyak. Tiga pihak yang terkait langsung masalah minyak, kata presiden, yaitu kalangan produsen minyak, perusahaan minyak, serta negara yang mengkonsumsi minyak, perlu duduk bersama mencari jalan keluar yang lebih adil.(*)