Bentrokan di dekat Jerusalem membuat banyak orang sesak nafas
29 September 2019 17:26 WIB
Polisi perbatasan Israel menahan warga Palestina yang berunjuk rasa di Kota Tua Yerusalem, di Tisha B'Av, Minggu (26/7). Warga Palestina pelempar batu yang menggunakan penutup wajah bentrok dengan polisi yang menggunakan granat kejut kemarin di plasa masjid al-Aqsa di Tisha B'Av saat berlangsungnya hari berduka Yahudi atas runtuhnya dua kuil Alkitab. (REUTERS/Amir Cohen )
Jerusalem, Palestina (ANTARA) - Beberapa orang Palestina dirawat Sabtu pagi (28/9) karena sesak nafas akibat menghirup gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan Israel ke arah warga Desa Abu Dis, Jerusalem Timur, kata sumber lokal.
Mereka mengatakan tentara menyerbu desa itu setelah pemuda berusaha membuka lubang di tembok pemisah yang dibangun Israel dan memisahkan desa mereka dengan Jerusalem.
Para pemuda bentrok dengan tentara Israelm terutama di sekitar Kampu Al-Quds University, kata Kantor Berita Palestina, WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad. Mereka melemparkan batu ke arah tentara, sementara tentara Israel membalas dengan menembakkan gas air mata dan granat kejut, sehingga membuat banyak orang sesak nafas.
Sumber: WAFA
Baca juga: Pegiat Palestina dipindahkan dari lokasi Laut Mati dengan paksa
Baca juga: PM Palestina: Lembah Jordan, bagian dan bingkisan rakyat Palestina
Mereka mengatakan tentara menyerbu desa itu setelah pemuda berusaha membuka lubang di tembok pemisah yang dibangun Israel dan memisahkan desa mereka dengan Jerusalem.
Para pemuda bentrok dengan tentara Israelm terutama di sekitar Kampu Al-Quds University, kata Kantor Berita Palestina, WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad. Mereka melemparkan batu ke arah tentara, sementara tentara Israel membalas dengan menembakkan gas air mata dan granat kejut, sehingga membuat banyak orang sesak nafas.
Sumber: WAFA
Baca juga: Pegiat Palestina dipindahkan dari lokasi Laut Mati dengan paksa
Baca juga: PM Palestina: Lembah Jordan, bagian dan bingkisan rakyat Palestina
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: