Tapachula, Meksiko (ANTARA) - Kepala Badan Pengungsi PBB Filippo Grandi, Sabtu (28/9), meminta lebih banyak sumber daya buat badan penanganan suaka Meksiko, yang telah kewalahan menghadapi permohonan setelah banyak orang meninggalkan rencana bermigrasi ke AS.

Sumber daya di badan tersebut, COMAR, telah menjadi makin terentang sejak Mahkamah Agung AS pada awal bulan ini memutuskan untuk memulihkan kebijakan Pemerintah Presiden Donald Trump, yang mengharuskan sebagian imigran yang mencari suaka untuk pertama-tama mencari tempat mengungsi di satu negara ketiga yang perlu mereka lewati dalam perjalanan ke Amerika Serikat.

Grandi mengunjungi COMAR di Tapachula di Negara Bagian Chiapas, Meksiko, di dekat perbatasan dengan Guatemala, tempat banyak migran Amerika Tengah menyeberang ke Meksiko dalam perjalanan ke utara menuju perbatasan AS.

"COMAR memerlukan lebih banyak sumber daya dan ruang untuk bekerja sebab tantangan meningkat," kata Grandi dalam satu taklimat.

Baca juga: DPR AS setujui Rp63 triliun untuk tangani migran di perbatasan

"Telah terjadi peningkatan penting tapi ini tidak cukup dengan sumber daya yang COMAR miliki. Kita harus mempercepat penempatan kembali setidaknya mereka yang menerima status pengungsi," kata Grandi.

COMAR menerima dana federal 20 juta peso (satu juta dolar AS) pada 2019, jumlah paling rendah dalam tujuh tahun. Anggaran yang diusulkan buat 2020 akan naik jadi 27 juta peso.

Kepala COMAR Andres Ramirez awal bulan ini mengatakan kepada Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad-- COMAR tetap akan kekurangan 117 juta peso yang diplerukan. Permohonan diperkirakan akan mencapai 80.000 tahun ini, lebih dua-kali lipat dari tahun lalu.

COMAR sangat mengandalkan badan pengungsi PBB, yang telah menyediakan 112 staf dan membantu membuka tiga kantor baru.

Sumber: Reuters

Baca juga: Sepakati isu migrasi, Trump tangguhkan tarif terhadap Meksiko