Sulawesi Tengah (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) menggelar kilas balik satu tahun peristiwa bencana yang meluluhlantakkan sejumlah kota dan kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah, seperti gempa, tsunami dan likuifaksi.

"Kilas balik bencana yang terjadi Palu, Sigi, Donggala,dan Parigi Mautong (Padagimo) sebagai refleksi bersama dan momentum untuk terus meningkatkan upaya kesiapsiagaan dalam upaya pengurangan risiko bencana," kata Kepala Markas PMI Provinsi Sulawesi Tengah Syaiful Alam melalui sambungan telepon, Minggu.

Baca juga: 8.788 unit huntap korban bencana Sulteng ditarget rampung 2020

Menurutnya, untuk memperingati kejadian bencana yang merenggut banyak nyawa dan ribuan warga harus kehilangan tempat tinggal tersebut pihaknya menyelenggarakan serangkaian acara seperti talk show yang bertemakan kilas balik bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Padagimo.

Bertempat di Markas PMI Sulteng kegiatan ini dihadiri sejumlah narasumber dari Dinas Kesehatan, Disdikbud, Dinsos Sulteng, Direktur Unit Transfusi Darah PMI Sulteng, serta penggiat literasi yang ada di Kota Palu, serta tamu undangan dari delegasi Bulan Sabit Merah Turki.

Baca juga: Setahun bencana Sulteng - Akademisi luncurkan buku

Dalam talkshow tersebut membahas mengenai bagaimana upaya kesiapsiagaan dalam upaya pengurangan risiko bencana terlebih berada di zona Sesar Palu Karo yang menjadi salah satu sesar aktif di dunia. Pada kesempatan ini juga hadir anak-anak dari empat panti asuhan yang berada di Kota Palu serta staf, relawan, serta pengurus di lingkup PMI Sulteng.

"Kami pun membagikan bantuan berupa bingkisan kepada anak-anak panti asuhan yang berupa paket school kit. Bantuan tersebut untuk memberikan semangat kepada anak-anak yang juga merupakan korban bencana ini," tambahnya.

Baca juga: Mengembalikan roda kehidupan masyarakat Palu

Syaiful mengatakan dengan kejadian bencana setahun lalu dijadikan pembelajaran dalam rangka meningkatkan upaya mitigasi agar semua elemen lebih siap ke depannya dalam meningkatkan kewaspadaan apabila sewaktu-waktu bencana itu terjadi kembali.