Aktivitas Sesar Baribis disebut BMKG penyebab gempa Kuningan
29 September 2019 16:52 WIB
Warga melintas di samping rumah yang rusak akibat pergerakan tanah di desa Randusari, Cibeureum, Kuningan, Jawa Barat, Selasa (27/2). Pergerakan tanah tersebut menyebabkan sedikitnya 40 rumah warga rusak dan warga terpaksa diungsikan ke daerah yang lebih aman. ANTARA JABAR/Dedhez Anggara/agr/18.
Jakarta (ANTARA) - Gempa berkekuatan 2,9 magnitudo yang mengguncang wilayah Kabupaten Kuningan di Jawa Barat pada Minggu pukul 08.56 WIB diduga kuat terjadi akibat aktivitas Sesar Baribis segmen Ciremai, menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono.
"Ditinjau dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake, yang dipicu sesar aktif," katanya dalam keterangan di Jakarta. Minggu.
Menurut Daryono, gempa terjadi di darat pada jarak 17 km tenggara kota Kuningan dengan kedalaman 13 kilometer dan merupakan jenis gempa kerak dangkal.
BMKG mencatat gempa mengguncang wilayah Kuningan, Cikijing, Kadugede, Sangkanurip, Kalimanggis, dan Bojong.
Beberapa warga di Kuningan sempat berlarian keluar rumah karena terkejut akibat guncangan yang terjadi tiba-tiba. Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa tersebut, menurut dia.
Ia menjelaskan bahwa daerah tersebut dilalui Sesar Baribis, tepatnya segmen Ciremai. Segmen Ciremai memiliki potensi gempa maksimum 6,5 magnitudo. Sesar ini juga memiliki laju pergeseran sesar 0,1 milimeter per tahun.
Berdasarkan catatan sejarah, daerah tersebut sudah beberapa kali diguncang gempa tektonik yaitu pada 1947, 1955 dan 1973 yang melanda daerah barat daya Gunung Ciremai dan sekitarnya. Diduga hal itu terjadi karena berkaitan dengan struktur sesar aktif yang melintas di wilayah tersebut.
Catatan BMKG juga menunjukkan jalur segmen sesar ini memicu gempa terakhir pada 8 Februari 2018 dengan kekuatan 3,1 SR dan 25 Juni 2019 dengan kekuatan 2,6 SR. Dua gempa ini juga dipicu aktivitas Sesar Baribis segmen Ciremai.
"Aktivitas gempa Kuningan pagi tadi dapat menjadi pengingat dan 'alarm' bagi masyarakat Kuningan dan sekitarnya bahwa ada potensi gempa di wilayahnya sekaligus mengokohkan pendapat ahli bahwa jalur Sesar Baribis khususnya Segmen Ciremai masih sangat aktif," demikian Daryono.
Baca juga: BMKG: Jabar kawasan seismik aktif
Baca juga: Gempa 4,4 SR Guncang Perbatasan Kuningan
Baca juga: Dua gempa guncang Jabar selatan
"Ditinjau dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake, yang dipicu sesar aktif," katanya dalam keterangan di Jakarta. Minggu.
Menurut Daryono, gempa terjadi di darat pada jarak 17 km tenggara kota Kuningan dengan kedalaman 13 kilometer dan merupakan jenis gempa kerak dangkal.
BMKG mencatat gempa mengguncang wilayah Kuningan, Cikijing, Kadugede, Sangkanurip, Kalimanggis, dan Bojong.
Beberapa warga di Kuningan sempat berlarian keluar rumah karena terkejut akibat guncangan yang terjadi tiba-tiba. Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa tersebut, menurut dia.
Ia menjelaskan bahwa daerah tersebut dilalui Sesar Baribis, tepatnya segmen Ciremai. Segmen Ciremai memiliki potensi gempa maksimum 6,5 magnitudo. Sesar ini juga memiliki laju pergeseran sesar 0,1 milimeter per tahun.
Berdasarkan catatan sejarah, daerah tersebut sudah beberapa kali diguncang gempa tektonik yaitu pada 1947, 1955 dan 1973 yang melanda daerah barat daya Gunung Ciremai dan sekitarnya. Diduga hal itu terjadi karena berkaitan dengan struktur sesar aktif yang melintas di wilayah tersebut.
Catatan BMKG juga menunjukkan jalur segmen sesar ini memicu gempa terakhir pada 8 Februari 2018 dengan kekuatan 3,1 SR dan 25 Juni 2019 dengan kekuatan 2,6 SR. Dua gempa ini juga dipicu aktivitas Sesar Baribis segmen Ciremai.
"Aktivitas gempa Kuningan pagi tadi dapat menjadi pengingat dan 'alarm' bagi masyarakat Kuningan dan sekitarnya bahwa ada potensi gempa di wilayahnya sekaligus mengokohkan pendapat ahli bahwa jalur Sesar Baribis khususnya Segmen Ciremai masih sangat aktif," demikian Daryono.
Baca juga: BMKG: Jabar kawasan seismik aktif
Baca juga: Gempa 4,4 SR Guncang Perbatasan Kuningan
Baca juga: Dua gempa guncang Jabar selatan
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: