Manila (ANTARA News) - Pengadilan militer Filipina, Kamis memecat 11 perwira dari dinas militer karena ikut serta dalam kudeta singkat terhadap Presiden Gloria Macapagal Arroyo Juli 2003. Pengadilan itu mengatakan lima kapten dan enam letnan akan tetap ditahan karena mereka masih menghadapi tuduhan-tuduhan di sebuah pengadilan sipil karena menduduki sebuah gedung bertingkat tinggi di distrik bisnis Manila dalam pemberontakan tahun 2003 itu. Dua bulan lalu, Arroyo memberikan amnesti kepada sembilan perwira militer lainnya yang dihukum oleh sebuah pengadilan sipil karena terlibat kudeta setelah mereka meminta pengampunan kepadanya dan berjanji tidak akan ikutserta dalam usaha-usaha untuk menggulingkannya di masa depan. Kesembilan tentara itu juga dipecat dari dinas militer. Arroyo selamat dari paling tidak tiga usaha kudeta oleh musuh-musuh politiknya untuk menggulingkan dia melalui satu pemakzulan sejak ia berkuasa tahun 2001. Militer juga membantu dia menghadapi tiga persekongkolan oleh pasukan yang nakal untuk merebut kekuasaan. Pekan lalu, seorang pengacara yang pro oposisi , seorang kolonel angkatan darat dan tiga perwira militer yang pensiun dan polisi ditahan atas tuduhan merencanakan satu komplotan baru untuk menyingkirkan Arroyo. Para pengamat mengatakan ia ingin dapat menyelesaikan masa jabatannya tahun 2010 karena dukungan militer dan sekutu-sekutunya menguasai Dewan Perwakilan Rakyat. Komplotan-komplotan kudeta sudah merupakan hal biasa di Filipina, di mana tentara telah dijadikan alat dalam menggulingkan dua presiden, dan ada lebih dari selusin insiden seperti itu sejak Ferdinand Marcos digulingkan Februari 1986, demikian Reuters.(*)