Palu (ANTARA) - Pimpinan Majelis Zikir Nurul Khairat, Habib Soleh Alaydrus atau Habib Rotan mengimbau warga Kota Palu agar memerangi maksiat atau kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan ajaran-ajaran agama, terutama agama Islam.

Menurutnya, bencana gempa, tsunami dan likuefaksi 28 September setahun silam yang dikenang dan diperingati oleh ribuan korban gempa dan likuefaksi Balaroa di ruas Jalan Manggis, Kelurahan Balaroa, Kota Palu, Sabtu petang itu tidak lepas dari kegiatan-kegiatan maksiat yang marak dilakukan di daerah itu.

"Jangan hitung berapa korban jiwa akibat bencana ini, tapi pikirkan kenapa bisa sampai terjadi bencana di daerah kita ini. Kalau lebih banyak pelaku maksiat daripada kebaikan, maka bala (bencana) akan datang,"ujarnya saat menyampaikan nasehat agama dalam kegiatan tahlil, zikir dan doa akbar memperingati setahun bencana Palu yang di depan ribuan penyintas .

Juga baca: Ribuan umat Islam dzikir akbar setahun gempa di RTH Vatulemo

Juga baca: Setahun bencana Sulteng, ribuan korban berdoa di eks tsunami Palu

Juga baca: Setahun Bencana Sulteng-Lewat pameran foto bukti Sulteng bangkit

Dalam acara yang dihadiri Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola itu, ia mengajak masyarakat Palu pada khususnya dan seluruh daerah di Sulteng pada umumnya, termasuk pemerintah daerah agar tidak lagi melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mengundang bala.

"Insya Allah kita semua akan diselamatkan Allah SWT. Siap perangi maksiat?," tanyanya.

"Siap," jawab ribuan jemaah penyintas.

Sementara itu Djanggola saat memberikan amanat di hadapan ribuan korban bencana, dengan sedikit terbata-bata karena menahan tangis mengajak seluruh korban bencana agar selalu bersyukur karena masih diberi kesempatan oleh Allah SWT dengan diselamatkan dari bencana setahun lalu itu.

"Insya Allah menjadi pelajaran berharga bagi kita dan semoga dengan kejadian ini menjadi sarana intropeksi diri kita ssmua untuk menjadi lebih baik lagi. Tetap sabar dan tabah," katanya, menyemangati.

Ia menyebut tidak sedikit anggota keluarganya yang juga menjadi korban bencana dan meninggal akibat likuefaksi di kawasan tersebut, sebab ia merupakan asli Palu dan lahir serta tumbuh besar di daetah itu.

Kegiatan keagamaan tersebut berlangsung usai salat asar dan diawali dengan pembacaan surat yasin kemudian dilanjutkan dengan tahlil dan doa bersama untul korban bencana yang meninggal.

Setelah itu Alaydrus menyampaikan ceramah agama kepada seluruh jemaah, kegiatan dilanjutkan dengan salat magrib dan salat gaib berjamaah.