Palu (ANTARA) - Pemenuhan kebutuhan listrik PLN Cabang Palu dengan area kerja dan pelayanan listrik mencakup satu kota dan enam kabupaten di Sulawesi Tengah, masih tergantung suplai dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulsel-bar) serta PLTA Poso.

"Beban puncak kita sekitar 140 megawatt dengan kondisi disuplai dari Sulsel-bar dan PLTA Poso," ucap Manajer Operasional PT PLN Cabang Palu, Ferry Ardian di Palu, Sabtu.

Baca juga: Listrik hunian tetap untuk korban bencana di Palu berdaya 900 Watt

Ferry menyatakan apabila suplai dari Poso dan Sulsel-bar terganggu, maka beban 140 megawatt tidak dapat terpenuhi sepenuhnya.

Ia mengatakan dari total beban 140 megawatt, PLN Cabang Palu di Silae melalui mesin pembangkit listrik hanya mampu menyuplai 21 megawatt.

Karena itu, apabila terjadi gangguan dari Sulsel-bar dan Poso, maka yang dapat dipenuhi hanya sekitar 30-40 persen dari total beban khusus untuk Palu.

Dia mengatakan sebelum ada PLTA Poso dan Sulsel-bar, maka PLN Silae menjadikan PLTU Panau di Tawaeli sebagai tulang punggung pendongkrak suplai listrik ke masyarakat.

Baca juga: Mengembalikan roda kehidupan masyarakat Palu

"Karena itu apabila transmisi dari PLTA Poso dan Sulsel-bar down maka PLN Palu hanya dapat menyuplai 30-40 persen, khusus untuk Kota Palu," katanya.

Ia menjelaskan jika sistem jaringan listrik dari Poso ke Sidera mengalami gangguan, maka yang terdampak hanya Kota Palu. Sedangkan, bila jaringan transmisi dari PLTA induk ke arah Poso kota, maka Poso juga mengalami gangguan secara menyeluruh.

Kemudian, apabila jaringan transmisi dari Sulsel-bar mengalami gangguan maka secara otomatis satu kota dan tujuh di Sulteng padam.

"Kalau gangguan dari Makassar, maka mati total," sebut dia.

Ia menyebutkan apabila ada gangguan suplai dari Sulsel-bar, maka PLN Silae dengan daya 21 megawatt, hanya melayani objek-objek vital dan penting seperti rumah sakit.

Baca juga: Setahun bencana Sulteng, ribuan korban berdoa di eks tsunami Palu

Baca juga: Setahun Bencana Sulteng-Wali Kota Palu ziarah pemakaman masal bencana