Larung Cai Di Raga, Hasto Kristiyanto ajak rawat sungai
28 September 2019 14:31 WIB
Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, saat prosesi larung Cai Di Raga, di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (28/9/2019). ANTARA/Zuhdiar Laeis/am.
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengajak masyarakat untuk merawat sungai sebagai sumber kehidupan saat mengikuti kirab larung Cai Di Raga di Desa Ciledug Lor, Pamosongan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Acara larung berlangsung sederhana, namun khidmat, dengan menumpahkan wadah berisi air ke aliran pertemuan Sungai Jangkelok dan Cisanggarung, Cirebon, Sabtu.
Hasto didapuk sebagai salah satu pelarung, bersama dengan tokoh Kasepuhan dan Kanoman Cirebon, Ketua DPD PDIP Jawa Barat Ono Surono, dan Bupati Cirebon Imron Rosyadi.
Baca juga: Ritual larung di Telaga Ngebel Ponorogo meriah
Baca juga: Nelayan Pantai Tambakrejo Blitar gelar larung sesaji
Menurut Hasto, air yang membuat kehidupan di seluruh alam raya sehingga harus dirawat dan dijaga, antara lain melalui kegiatan larung yang mengandung pesan untuk merawat seluruh sungai dan mata air.
"Di balik ritual adat ini pada dasarnya adalah hasrat sedalam-dalamnya dari kita untuk merawat mata air kehidupan kita," kata Hasto, diamini oleh warga secara serentak.
Hasto menjelaskan bahwa apa yang dilakukan oleh warga dusun tersebut sejalan dengan Pancasila sebagai jalan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kata dia, menekankan bukan hanya ketuhanan yang berbudi pekerti luhur tanpa keegoisan agama, namun juga manusia sebagai ciptaan Tuhan harus menjaga dan memperindah lingkungan dan alam.
"Dalam dusun seperti ini bisa kita saksikan masyarakat hidup rukun, apa adanya, mampu bersyukur memanjatkan karunia bersama," katanya.
Ia berharap jajaran pemerintah daerah, bupati dan DPRD dapat mengembangkan tradisi memberikan dukungan kepada seluruh gerak masyarakat yang ingin merawat lingkungan.
"Kebijakan DPR, gubernur, bupati, harus membumi, turun ke bawah untuk melihat betapa alam raya kita sudah menderita. Lihatlah sungai-sungai, begitu banyak sampah plastik. Mari jaga seluruh alam raya ini," ajaknya.
Hasto mengaku langsung menyampaikan kesediaannya hadir di acara larung sungai karena meyakini bahwa politik itu sejatinya adalah menyatu dengan kehidupan rakyat.
Sementara itu, lokasi kegiatan kirab larung yang berdekatan dengan jalur rel kereta api menjadi bertambah semarak oleh suara deru kereta api yang melintas beberapa kali. "Pak Jokowi saja belum tentu pernah berbicara di bawah jembatan rel kereta api seperti ini," kata Hasto, disambut tawa masyarakat.
Baca juga: Desa Ketitang Temanggung lakukan tradisi "nyadran"
Acara larung berlangsung sederhana, namun khidmat, dengan menumpahkan wadah berisi air ke aliran pertemuan Sungai Jangkelok dan Cisanggarung, Cirebon, Sabtu.
Hasto didapuk sebagai salah satu pelarung, bersama dengan tokoh Kasepuhan dan Kanoman Cirebon, Ketua DPD PDIP Jawa Barat Ono Surono, dan Bupati Cirebon Imron Rosyadi.
Baca juga: Ritual larung di Telaga Ngebel Ponorogo meriah
Baca juga: Nelayan Pantai Tambakrejo Blitar gelar larung sesaji
Menurut Hasto, air yang membuat kehidupan di seluruh alam raya sehingga harus dirawat dan dijaga, antara lain melalui kegiatan larung yang mengandung pesan untuk merawat seluruh sungai dan mata air.
"Di balik ritual adat ini pada dasarnya adalah hasrat sedalam-dalamnya dari kita untuk merawat mata air kehidupan kita," kata Hasto, diamini oleh warga secara serentak.
Hasto menjelaskan bahwa apa yang dilakukan oleh warga dusun tersebut sejalan dengan Pancasila sebagai jalan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kata dia, menekankan bukan hanya ketuhanan yang berbudi pekerti luhur tanpa keegoisan agama, namun juga manusia sebagai ciptaan Tuhan harus menjaga dan memperindah lingkungan dan alam.
"Dalam dusun seperti ini bisa kita saksikan masyarakat hidup rukun, apa adanya, mampu bersyukur memanjatkan karunia bersama," katanya.
Ia berharap jajaran pemerintah daerah, bupati dan DPRD dapat mengembangkan tradisi memberikan dukungan kepada seluruh gerak masyarakat yang ingin merawat lingkungan.
"Kebijakan DPR, gubernur, bupati, harus membumi, turun ke bawah untuk melihat betapa alam raya kita sudah menderita. Lihatlah sungai-sungai, begitu banyak sampah plastik. Mari jaga seluruh alam raya ini," ajaknya.
Hasto mengaku langsung menyampaikan kesediaannya hadir di acara larung sungai karena meyakini bahwa politik itu sejatinya adalah menyatu dengan kehidupan rakyat.
Sementara itu, lokasi kegiatan kirab larung yang berdekatan dengan jalur rel kereta api menjadi bertambah semarak oleh suara deru kereta api yang melintas beberapa kali. "Pak Jokowi saja belum tentu pernah berbicara di bawah jembatan rel kereta api seperti ini," kata Hasto, disambut tawa masyarakat.
Baca juga: Desa Ketitang Temanggung lakukan tradisi "nyadran"
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019
Tags: