Rumah Bersama Relawan : bangun Pasigala dengan kerangka sendai
28 September 2019 14:17 WIB
Ketua Komnas-HAM Sulteng, Dedi Askary, yang tergabung dalam Rumah Bersama Relawan menjadi juru bicara Rumah Bersama Relawan dalam dialog dengan Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng, Hidayat Lamakarate. (ANTARA/Muhammad Hajiji)
Palu (ANTARA) - Lintas organisasi dan institusi yang tergabung dalam Rumah Bersama Relawan bersepakat bahwa pembangunan kembali daerah terdampak bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala) harus menggunakan kerangka Sendai.
“Kerja kolaborasi yang dilakukan sebagai wujud komitmen dalam melaksanakan kerangka kerja Sendai untuk pengurangan risiko bencana (SFDRR) tahun 2015-2030, yang telah disepakati oleh 186 negara di Sendai Jepang tahun 2015,” ujar Ketua Komnas-Ham Sulteng, Dedi Askary, di Palu, Sabtu.
Baca juga: Mengembalikan roda kehidupan masyarakat Palu
Baca juga: Setahun Bencana Sulteng - BPN siapkan lahan hunian tetap 459 hektare
Dedi mengatakan Rumah Bersama Relawan telah bertemu dengan Pemerintah Sulawesi Tengah yang di wakili oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng Hidayat Lamakarate, menyampaikan kerangka kerja Sendai dalam pembangunan kembali untuk pemulihan Pasigala setelah setahun bencana.
Kerangka kerja Sendai, sebut dia, diantaranya fokus pada empat aspek prioritas yaitu, memahami risiko bencana, memperkuat tata kelola risiko bencana dan manajemen risiko bencana, investasi dalam pengurangan risiko bencana untuk ketangguhan, dan terakhir meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana untuk respon yang efektif.
“Empat prioritas utama kerangka Sendai itu, harus menjadi rujukan dalam pembangunan kembali untuk lebih baik dalam pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi Pasigala,” ujar Dedi Askary.
Ia mengatakan, Rumah Bersama Relawan yang selama satu tahun setelah kejadian bencana alam menimpa di Kota Palu, Sigi dan Donggala, telah melakukan kerja-kerja kolaborasi dalam penanggulangan bencana yang berperspektif HAM, dengan mengedepankan kerangka kerja Sendai.
Dedi menerangkan, saat diterima oleh Hidayat Lamakarate, selain menyampaikan tentang kerangka kerja Sendai, Rumah Bersama Relawan juga menyerahkan lima unit ruang belajar permanen untuk SMK Analisis Kesehatan di Desa Lolu, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, disertai 25 unit huntara setara huntap untuk guru dan tenaga administrasi, kepada Hidayat Lamakarate.
Selain itu, juga menyerahkan 10 unit huntara setara hunian tetap untuk masyarakat sekitar sekolah yang dibangun oleh Perwakilan Kappala Indonesia dan PT Sampoerna Tbk, kepada Pemprov Sulteng.
“Saat itu juga bantuan tersebut diteruskan oleh Sekdaprov Sulteng kepada pihak sekolah, dan diakhiri dengan penyerahan piagam penghargaan masing-masing kepada kelembagaan yang selama ini dipandang berpartisipasi terus-menerus dalam mendorong dan melakukan kerja-kerja penanggulangan bencana berperspektif HAM,” katanya.
“Kerja kolaborasi yang dilakukan sebagai wujud komitmen dalam melaksanakan kerangka kerja Sendai untuk pengurangan risiko bencana (SFDRR) tahun 2015-2030, yang telah disepakati oleh 186 negara di Sendai Jepang tahun 2015,” ujar Ketua Komnas-Ham Sulteng, Dedi Askary, di Palu, Sabtu.
Baca juga: Mengembalikan roda kehidupan masyarakat Palu
Baca juga: Setahun Bencana Sulteng - BPN siapkan lahan hunian tetap 459 hektare
Dedi mengatakan Rumah Bersama Relawan telah bertemu dengan Pemerintah Sulawesi Tengah yang di wakili oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng Hidayat Lamakarate, menyampaikan kerangka kerja Sendai dalam pembangunan kembali untuk pemulihan Pasigala setelah setahun bencana.
Kerangka kerja Sendai, sebut dia, diantaranya fokus pada empat aspek prioritas yaitu, memahami risiko bencana, memperkuat tata kelola risiko bencana dan manajemen risiko bencana, investasi dalam pengurangan risiko bencana untuk ketangguhan, dan terakhir meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana untuk respon yang efektif.
“Empat prioritas utama kerangka Sendai itu, harus menjadi rujukan dalam pembangunan kembali untuk lebih baik dalam pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi Pasigala,” ujar Dedi Askary.
Ia mengatakan, Rumah Bersama Relawan yang selama satu tahun setelah kejadian bencana alam menimpa di Kota Palu, Sigi dan Donggala, telah melakukan kerja-kerja kolaborasi dalam penanggulangan bencana yang berperspektif HAM, dengan mengedepankan kerangka kerja Sendai.
Dedi menerangkan, saat diterima oleh Hidayat Lamakarate, selain menyampaikan tentang kerangka kerja Sendai, Rumah Bersama Relawan juga menyerahkan lima unit ruang belajar permanen untuk SMK Analisis Kesehatan di Desa Lolu, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, disertai 25 unit huntara setara huntap untuk guru dan tenaga administrasi, kepada Hidayat Lamakarate.
Selain itu, juga menyerahkan 10 unit huntara setara hunian tetap untuk masyarakat sekitar sekolah yang dibangun oleh Perwakilan Kappala Indonesia dan PT Sampoerna Tbk, kepada Pemprov Sulteng.
“Saat itu juga bantuan tersebut diteruskan oleh Sekdaprov Sulteng kepada pihak sekolah, dan diakhiri dengan penyerahan piagam penghargaan masing-masing kepada kelembagaan yang selama ini dipandang berpartisipasi terus-menerus dalam mendorong dan melakukan kerja-kerja penanggulangan bencana berperspektif HAM,” katanya.
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019
Tags: