BNPB: Korban meninggal gempa Ambon 19 orang
27 September 2019 21:18 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo (kanan) mengunjungi pasien korban gempa yang dirawat di rumah sakit lapangan yang dibangun TNI di kompleks Kampus Universitas Darussalam, Desa Tulehu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Jumat (27/9/2019). Para pasien tersebut merupakan korban gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,8 yang mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya Kamis (26/9/2019). ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan
Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan berdasarkan pengecekan ulang yang dilakukan pada Jumat, korban meninggal dunia akibat gempa Magnitudo 6,5 di Ambon berjumlah 19 orang.
"Sebelumnya BNPB menginformasikan jumlah korban meninggal 23 orang. Kesalahan terjadi saat identifikasi nama korban yang sebetulnya merujuk pada korban meninggal yang sama," kata Agus melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.
Agus mengatakan korban meninggal berasal dari Kabupaten Maluku Tengah (10 orang), Kota Ambon (tujuh orang), dan Kabupaten Seram Bagian Barat (dua orang).
Gempa juga menimbulkan korban luka-luka sebanyak 126 orang yang berasal dari Kabupaten Maluku Tengah (108 orang), Kabupaten Seram Bagian Barat (13 orang), dan Kota Ambon (lima orang).
"Para korban luka-luka telah mendapatkan perawatan medis setelah kejadian gempa," jelas Agus.
Baca juga: Menhub pastikan bandara-pelabuhan Ambon berfungsi normal
Baca juga: Kepala BNPB imbau warga tidak terdampak gempa kembali ke rumah
Gempa dengan Magnitudo 6,5; yang sebelumnya dilaporkan Magnitudo 6,8; mengguncang wilayah Maluku pada Kamis (26/9) pukul 06.46 WIB pada kedalaman 10 kilometer di 40 kilometer Timur Laut Ambon.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga merilis gempa susulan dengan magnitudo 5,6 pada Kamis (26/9) pukul 07.39 WIB dengan kedalaman 10 kilometer di 18 kilometer Timur Laut Ambon.
"BNPB mengimbau warga selalu waspada terhadap gempa-gempa susulan dan tidak terpancing dengan informasi palsu yang dapat menimbulkan kepanikan maupuun ketakutan," kata Agus.
Agus mengimbau masyarakat mengacu pada informasi resmi yang bersumber dari pemerintah daerah setempat, BMKG, BPBD, maupun BNPB.
Baca juga: Kepala BNPB: Kembali ke rumah bila dua jam tidak ada gempa susulan
Baca juga: BNPB bantu Rp1 miliar untuk penanganan gempa Ambon
"Sebelumnya BNPB menginformasikan jumlah korban meninggal 23 orang. Kesalahan terjadi saat identifikasi nama korban yang sebetulnya merujuk pada korban meninggal yang sama," kata Agus melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.
Agus mengatakan korban meninggal berasal dari Kabupaten Maluku Tengah (10 orang), Kota Ambon (tujuh orang), dan Kabupaten Seram Bagian Barat (dua orang).
Gempa juga menimbulkan korban luka-luka sebanyak 126 orang yang berasal dari Kabupaten Maluku Tengah (108 orang), Kabupaten Seram Bagian Barat (13 orang), dan Kota Ambon (lima orang).
"Para korban luka-luka telah mendapatkan perawatan medis setelah kejadian gempa," jelas Agus.
Baca juga: Menhub pastikan bandara-pelabuhan Ambon berfungsi normal
Baca juga: Kepala BNPB imbau warga tidak terdampak gempa kembali ke rumah
Gempa dengan Magnitudo 6,5; yang sebelumnya dilaporkan Magnitudo 6,8; mengguncang wilayah Maluku pada Kamis (26/9) pukul 06.46 WIB pada kedalaman 10 kilometer di 40 kilometer Timur Laut Ambon.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga merilis gempa susulan dengan magnitudo 5,6 pada Kamis (26/9) pukul 07.39 WIB dengan kedalaman 10 kilometer di 18 kilometer Timur Laut Ambon.
"BNPB mengimbau warga selalu waspada terhadap gempa-gempa susulan dan tidak terpancing dengan informasi palsu yang dapat menimbulkan kepanikan maupuun ketakutan," kata Agus.
Agus mengimbau masyarakat mengacu pada informasi resmi yang bersumber dari pemerintah daerah setempat, BMKG, BPBD, maupun BNPB.
Baca juga: Kepala BNPB: Kembali ke rumah bila dua jam tidak ada gempa susulan
Baca juga: BNPB bantu Rp1 miliar untuk penanganan gempa Ambon
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2019
Tags: