Jayapura (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua menyebutkan, hingga kini belum bisa memastikan dan masih mendata jumlah keseluruhan pasien korban demonstrasi anarkis di Wamena dan Jayapura yang berujung rusuh pada Senin (23/9).

"Untuk jumlah pasien dari Wamena ke Jayapura untuk menjalani pelayanan kesehatan kami belum bisa pastikan," kata Kepala Seksi Rujukan Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Papua, Darwin Rumbiak yang diberi tanggung jawab untuk mengurus pasien korban demo rusuh Wamena dan Kota Jayapura di Jayapura, Jumat.

Menurut dia, pasien yang turun dengan pesawat hercules dari Wamena ke Jayapura itu bukan hanya pasien, tetapi juga ditemani keluarganya, sehingga belum bisa dihitung.

Ia mengatakan, hingga kini pendataan pasien korban demo yang berujung rusuh di Wamena masih didata, namun diharapkan secepatnya akan dipublikasikan.

Baca juga: Papua Terkini- 3 orang ditetapkan tersangka kasus kerusuhan di Wamena


Sebelumnya, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Jayawijaya, dr.Felly Sahureka mengakui total pasien luka kerusuhan anarkis sejak hari kejadian yakni Senin (23/9) hingga Kamis kemarin sebanyak 71 pasien, tetapi sebagian di antaranya sudah pulang.

"Dari 71 pasien itu, 20 orang di antaranya yang dirujuk ke luar Wamena," katanya menanggapi situasi Papua terkini.

Aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Wamena, Senin (23/9) lalu mengakibatkan setidaknya 30 orang meninggal dunia dan ratusan bangunan milik pemerintah maupun swasta rusak dan dibakar oleh pendemo.

Sedangkan di Kota Jayapura, empat orang meninggal dunia, tiga orang di antaranya warga sipil dan seorang anggota TNI AD atas nama Praka Zulkifli anggota 751 Raider dalam unjuk rasa anarkis yang berujung rusuh di Perumnas I Expo, Waena, Abepura, Senin (23/9).

Aksi demo anarkis kala itu terjadi di kawasan Expo Waena, setelah masa demo dipulangkan dari halaman Universitas Cenderawasih Jayapura dengan menggunakan 15 truk.


Baca juga: Papua Terkini - RSUD Wamena layani 71 pasien korban kerusuhan