Dinkes klaim logistik cukup untuk penangan korban unjuk rasa
27 September 2019 17:03 WIB
Seorang wanita hamil yang merupakan pengungsi dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya ketika dibantu duduk di kursi roda usai turun dari pesawat Hercules milik TNI AU di Base Ops Lanud Silas Papare, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat (27/9) (ANTARA News Papua / Alfian Rumagit)
Jayapura (ANTARA) - Pejabat Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua, mengklaim logistik dan kebutuhan lainnya guna mendukung pelayanan kesehatan korban unjuk rasa yang berujung rusuh di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Senin (23/9) lalu, cukup.
"Sejak kami menerima permohonan bantuan tenaga kesehatan ke Wamena, dalam sistem logistik terutama obat-obatan dan bahan habis pakai sudah berkoordinasi ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes)," kata Kepala Unit Pelaksana AIDS, TB, dan Malaria (ATM), yang juga penanggung jawab Tim Crisis Center dr Beeri Wopari di Jayapura, Jumat.
Karena itu, kata dia, pihaknya memastikan bahwa untuk ketersediaan logistik dan bahan habis pakai untuk menunjang penanganan layanan kesehatan di Wamena, hingga kini dalam kondisi cukup.
"Kita mintakan logistik dari Wamena yang dipakai untuk mengatasi dulu kebutuhan yang ada sambil akan memakai rantai logistik dari provinsi untuk membec kup logistik di Wamena," ujar Beeri.
Baca juga: Papua Terkini- Lanny Jaya ungsikan guru dan tenaga medis
Sementara itu, Kepala Seksi Rujukan Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Papua, Darwin Rumbiak mengatakan menyangkut obat, pihaknya bersama RSUD Abepura sudah mengirimkan obat ke Wamena pada Rabu (25/9).
"Jumlah obat yang kami kirim ke Wamena kurang lebih dua ton guna menjawab kebutuhan mereka. Kami juga mengirim untuk tenaga kesehatan ke Wamena," ujarnya.
Dinkes Papua juga tengah berupaya menjawab kebutuhan kesehatan di rumah sakit Wamena dengan mengirim genset dari BNPB, kantong manyat, dan solar net.
Ia menambahkan, dirinya yang ditunjuk untuk terus membangun koordinasi terkait kebutuhan yang dibutuhkan guna menunjang pelayanan kesehatan di Wamena. Hingga kini pihaknya masih terus membangun koordinasi menyangkut kebutuhan kesehatan.
Aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Wamena, Senin (23/9) lalu mengakibatkan setidaknya 30 orang meninggal dunia dan ratusan bangunan milik pemerintah maupun swasta rusak atau dibakar oleh pendemo.
Baca juga: Polisi dalami indikasi keterkaitan massa di Wamena dan Abepura
Baca juga: Kapendam Cenderawasih : Praka Zulkifli adalah patriot pembebas sandera
"Sejak kami menerima permohonan bantuan tenaga kesehatan ke Wamena, dalam sistem logistik terutama obat-obatan dan bahan habis pakai sudah berkoordinasi ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes)," kata Kepala Unit Pelaksana AIDS, TB, dan Malaria (ATM), yang juga penanggung jawab Tim Crisis Center dr Beeri Wopari di Jayapura, Jumat.
Karena itu, kata dia, pihaknya memastikan bahwa untuk ketersediaan logistik dan bahan habis pakai untuk menunjang penanganan layanan kesehatan di Wamena, hingga kini dalam kondisi cukup.
"Kita mintakan logistik dari Wamena yang dipakai untuk mengatasi dulu kebutuhan yang ada sambil akan memakai rantai logistik dari provinsi untuk membec kup logistik di Wamena," ujar Beeri.
Baca juga: Papua Terkini- Lanny Jaya ungsikan guru dan tenaga medis
Sementara itu, Kepala Seksi Rujukan Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Papua, Darwin Rumbiak mengatakan menyangkut obat, pihaknya bersama RSUD Abepura sudah mengirimkan obat ke Wamena pada Rabu (25/9).
"Jumlah obat yang kami kirim ke Wamena kurang lebih dua ton guna menjawab kebutuhan mereka. Kami juga mengirim untuk tenaga kesehatan ke Wamena," ujarnya.
Dinkes Papua juga tengah berupaya menjawab kebutuhan kesehatan di rumah sakit Wamena dengan mengirim genset dari BNPB, kantong manyat, dan solar net.
Ia menambahkan, dirinya yang ditunjuk untuk terus membangun koordinasi terkait kebutuhan yang dibutuhkan guna menunjang pelayanan kesehatan di Wamena. Hingga kini pihaknya masih terus membangun koordinasi menyangkut kebutuhan kesehatan.
Aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Wamena, Senin (23/9) lalu mengakibatkan setidaknya 30 orang meninggal dunia dan ratusan bangunan milik pemerintah maupun swasta rusak atau dibakar oleh pendemo.
Baca juga: Polisi dalami indikasi keterkaitan massa di Wamena dan Abepura
Baca juga: Kapendam Cenderawasih : Praka Zulkifli adalah patriot pembebas sandera
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019
Tags: