Jakarta (ANTARA) - Batik Betawi bukan cuma terpaku pada motif ondel-ondel atau Monas, itulah yang dibuktikan oleh para ibu di Rusunawa Marunda yang aktif membatik bersama Yayasan Meek Nusantara.

"Kami ingin memperkenalkan batik Marunda kepada lebih banyak orang," ujar wakil ketua Yayasan Meek Nusantara Mieke Kolonas di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Menelisik kearifan lokal Batik Betawi Terogong

Baca juga: Batik Betawi tampil di Korea Selatan


Karya kaum Hawa dari Rusunawa Marunda itu dikolaborasikan dengan merek SAMASAMA, (X) S.M.L dan Mira Hadiprana menjadi 36 busana menarik yang dipamerkan di Plaza Indonesia.

Busana-busana tersebut bakal dilelang, hasilnya akan diberikan untuk pelatihan batik bagi ibu-ibu di Rusunawa agar nantinya bisa menciptakan karya yang lebih baik dengan warna lebih kaya.

Saat ini, batik yang mereka hasilkan masih mengangkat warna-warna dasar seperti hitam, merah dan biru.

Baca juga: Mengenal 40 motif batik betawi Terogong di Jakarta Selatan

Para ibu dilatih untuk mencanting, di mana motif batiknya dirancang oleh Wendy Sibarani.

Keanekaragaman flora dan fauna Jakarta dituangkan dalam gambar batik bak lukisan, seperti motif teratai dari Lebak Bulus yang memperlihatkan daun teratai dan kura-kura.

Rancangan ini terinspirasi dari bulus, kura-kura air tawar yang hidupnya bergerombol di Lebak Bulus. Dulu, tanah di sana dilalui oleh kali Grogol dan kali Pesanggrahan yang jadi tempat hidup kura-kura (bulus).

Ada juga motif Bunga Bandotan di taman Menteng yang terinspirasi dari bunga liar yang tumbuh di pinggir jalan.

Wendy juga membuat motif Burung Kipasan Belang. Kain warna hitam dengan hiasan burung biru itu terinspirasi dari kekayaan fauna di pulau Seribu. Burung Kipasan punya kicauan merdu yang aktif berpindah tenggeran.

Baca juga: Sandiaga dukung LKB populerkan batik Betawi

Baca juga: Jokowi sediakan lahan workshop untuk batik betawi