Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo memerintahkan TNI/Polri, Kementerian Sosial hingga Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membantu masyarakat korban gempa Ambon, Maluku.

"Saya sampaikan mengenai gempa yang ada di Ambon, kemarin saya mencoba untuk bertelepon dengan gubernur, sudah dua kali tidak nyambung tapi kemarin sore saya sudah mendapatkan data dari Kepala BNPB Jenderal Doni Monardo bahwa gempa di Ambon menewaskan 23 orang dan ratusan luka dan ribuan yang mengungsi," kata Presiden Joko Widodo di depan Masjid Baiturrahman Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.

BNPB menyebut jumlah korban jiwa akibat gempa bermagnitudo 6,5 yang mengguncang Maluku pada Kamis (26/9) bertambah menjadi 23 orang.

"Saya juga ingin menyampaikan atas nama pribadi dan pemerintah mengucapkan duka cita yang mendalam atas gempa yang di Ambon, yang menimpa saudara-saudara kita di Ambon dan kemarin sudah saya perintahkan kepada Kepala BNPN Jenderal Doni di sana juga kepada TNI Polri dan kepada Menteri Sosial bergerak ke lapangan di tempat terjadinya gempa untuk membantu saudara-saudara kita yang di Ambon," jelas Presiden.

Presiden juga sudah memerintahkan agar bantuan segera dikirimkan kepada masyarakat yang tertimpa bencana.

Baca juga: BNPB: 171 rumah rusak akibat gempa Ambon

"Kepada korban yang meninggal saya tadi sampaikan ke Menteri Sosial untuk memberikan santunan dan untuk yang luka-luka perawatannya akan ditanggung pemerintah dan terkait kerusakan fisik akibat gempa masih dilakukan pendataan secara detail, tapi kemarin saya terakhir mendapat laporan kira-kira 100 (rumah) lebih sedikit yang rusak," tambah Presiden.

Korban meninggal juga ditemukan di Kota Ambon sebanyak enam orang dan Kabupaten Seram Bagian Barat ada tiga orang, sedangkan lebih dari 100 orang menderita luka-luka. Korban luka disebabkan reruntuhan bangunan pascagempa.

Kemudian ada sekitar 15.000 warga masih mengungsi pascagempa. Sementara kerusakan infrastruktur tidak hanya terjadi pada sektor perumahan tetapi juga fasilitas pendidikan, tempat peribadatan, perkantoran, dan fasilitas umum.

Baca juga: BNPB: 15 ribu warga masih mengungsi akibat gempa Ambon

Kerusakan rumah di wilayah terdampak mencapai 171 unit, dengan rincian 59 rusak berat, 45 rusak sedang dan 67 rusak ringan. Fasilitas pendidikan rusak sebanyak lima unit antara lain beberapa bangunan di Universitas Pattimura dan Kampus IAIN.

Daftar non-makanan mendesak yang dibutuhkan pascagempa Maluku, yaitu terpal sebanyak 30.000 lembar, tenda keluarga 20 buah, popok balita, selimut 20.000 lembar, matras 5.000 lembar, tikar 10.000 lembar, alat penerang 20.000 buah dan tandom air beserta MCK.

Baca juga: Kemensos kirim bantuan untuk korban gempa Ambon

Sedangkan kebutuhan makan, para penyintas membutuhkan makanan bayi sebanyak 120 paket, makanan dan minuman 20.000 paket, obat-obatan, air mineral, dan makanan siap saji. Di samping itu, pendekatan trauma healing diperlukan bagi anak-anak dan remaja.

BMKG mencatat terjadi 59 kali gempa bumi susulan dengan besaran yang bervariasi.