Surveyor akui kerja sama dengan Vietnam masih alot
27 September 2019 13:38 WIB
Direktur Utama PT Surveyor Indonesia Dian M Noer dalam diskusi awak media di Surabaya, Jumat. (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)
Surabaya (ANTARA) - PT Surveyor Indonesia mengakui kerja sama dengan perusahaan Semen Thang Long yang merupakan anak usaha Semen Indonesia dan Garuda Indonesia masih alot.
“Pembahasan awal inj akot, apalagi Vietnam negara komunis tidak transparan dalam peraturan. Untuk itu, dalam pembicaraan ini memilki stamina kuat, tidak capek di awal karena harus negosiasi ya kita ikuti apa yang mereka inginkan,” kata Direktur Utama PT Surveyor Indonesia Dian M Noer dalam media gathering di Surabaya, Jumat.
Saat ini, dia menyebutkan pihaknya juga masih mengurus perizinan yang tengah diproses.
“Masih dalam kajian izin-izin ini dulu yang masih diproses. Gojek masuk Vietnam, perlu waktu yang kita alami sekarang,” katanya.
Dian menjelaskan dalam penjajakan kerja sama tersebut, PT Surveyor Indonesia berperan dalam menginspeksi bahan baku produksi semen yang dimiliki Semen Indonesia.
Dengan inspeksi ini, nantinya perusahaan semen tersebut bisa menjalankan bisnis yang lebih efisien baik dalam produksi ataupun menejemen perusahaan.
Ekspansi bisnis ke Vietnam merupakan perluasan pasar PT Surveyor untuk merambah dan bermain di pasar Asean.
“Surveyor Indonesia tidak hanya dikenal di negara Indonesia, tetapi juga perusahaan di tingkat Asean, dari situ pendapatan yang didapat dari produksi semen dan sebagainya,” katanya.
Selain Vietnam, Surveyor Indonesia juga mulai mengembangkan bisnis anorganik dalam penyediaan ketenagalistrikan bekerja sama dengan BUMN besar dari korea (Kowepo).
Diharapkan ke depan akan terus berkembang sejalan dengan bisnis Surveyor Indonesia.
Dalam menyesuaikan kebutuhan pasar, Dian menuturkan pihaknya juga mulai melangkah dalam bisnis berbasis digital sebagai bagian dari tranformasi korporasi dalam menghadapi perkembangan teknologi yang sangat cepat.
“Kami bertransformasi ke arah digital dengan memberikan leverage pada produk dan jasa dengan teknologi yang mendukung Revolusi Industri 4.0 seperti IoT (Internet Of Things), cloud computing dan penerapan keamanan cyber,” ujarnya.
Di antaranya dengan modernisasi teknologi sesuai dengan kebutuhan bisnis dan pelanggan, serta melakukan diferensiasi bisnis berbasis digital.
Selain itu, lanjut dia. Surveyor Indonesia juga mengembangkan aplikasi IT dalam rangka otomasi produk jasa, di antaranya Data Master Online (DMO) untuk pekerjaan survey mineral batubara, sistem informasi verifikasi bahan bakar nabati B20, Sistem Informasi Cargo Monitoring BBM serta aplikasi Lab Pelumas.
Sedangkan untuk fungsi pendukungnya Surveyor Indonesia melakukan pengembangan eOffice, Human Resources Information Services (HRIS) dan lainnya.
Surveyor Indonesia juga mengembangkan aplikasi IT dalam rangka otomasi produk jasa, diantaranya Data Master Online (DMO) untuk pekerjaan survey, sistem informasi verifikasi bahan bakar nabati, serta Mobile Apps Lab Pelumas. Sedangkan untuk fungsi pendukungnya Surveyor Indonesia melakukan pengembangan e-Office dan Human Resources Information Services (HRIS).
“Surveyor Indonesia terus berinovasi dalam layanan diversifikasi bisnis dengan mengembangkan bisnis baru atau model bisnis baru yang berbasis teknologi digitalisasi serta melakukan diferensiasi produk dan jasa yang berbeda dengan kompetitor yang ada untuk memenangkan pasar,” paparnya.
“Pembahasan awal inj akot, apalagi Vietnam negara komunis tidak transparan dalam peraturan. Untuk itu, dalam pembicaraan ini memilki stamina kuat, tidak capek di awal karena harus negosiasi ya kita ikuti apa yang mereka inginkan,” kata Direktur Utama PT Surveyor Indonesia Dian M Noer dalam media gathering di Surabaya, Jumat.
Saat ini, dia menyebutkan pihaknya juga masih mengurus perizinan yang tengah diproses.
“Masih dalam kajian izin-izin ini dulu yang masih diproses. Gojek masuk Vietnam, perlu waktu yang kita alami sekarang,” katanya.
Dian menjelaskan dalam penjajakan kerja sama tersebut, PT Surveyor Indonesia berperan dalam menginspeksi bahan baku produksi semen yang dimiliki Semen Indonesia.
Dengan inspeksi ini, nantinya perusahaan semen tersebut bisa menjalankan bisnis yang lebih efisien baik dalam produksi ataupun menejemen perusahaan.
Ekspansi bisnis ke Vietnam merupakan perluasan pasar PT Surveyor untuk merambah dan bermain di pasar Asean.
“Surveyor Indonesia tidak hanya dikenal di negara Indonesia, tetapi juga perusahaan di tingkat Asean, dari situ pendapatan yang didapat dari produksi semen dan sebagainya,” katanya.
Selain Vietnam, Surveyor Indonesia juga mulai mengembangkan bisnis anorganik dalam penyediaan ketenagalistrikan bekerja sama dengan BUMN besar dari korea (Kowepo).
Diharapkan ke depan akan terus berkembang sejalan dengan bisnis Surveyor Indonesia.
Dalam menyesuaikan kebutuhan pasar, Dian menuturkan pihaknya juga mulai melangkah dalam bisnis berbasis digital sebagai bagian dari tranformasi korporasi dalam menghadapi perkembangan teknologi yang sangat cepat.
“Kami bertransformasi ke arah digital dengan memberikan leverage pada produk dan jasa dengan teknologi yang mendukung Revolusi Industri 4.0 seperti IoT (Internet Of Things), cloud computing dan penerapan keamanan cyber,” ujarnya.
Di antaranya dengan modernisasi teknologi sesuai dengan kebutuhan bisnis dan pelanggan, serta melakukan diferensiasi bisnis berbasis digital.
Selain itu, lanjut dia. Surveyor Indonesia juga mengembangkan aplikasi IT dalam rangka otomasi produk jasa, di antaranya Data Master Online (DMO) untuk pekerjaan survey mineral batubara, sistem informasi verifikasi bahan bakar nabati B20, Sistem Informasi Cargo Monitoring BBM serta aplikasi Lab Pelumas.
Sedangkan untuk fungsi pendukungnya Surveyor Indonesia melakukan pengembangan eOffice, Human Resources Information Services (HRIS) dan lainnya.
Surveyor Indonesia juga mengembangkan aplikasi IT dalam rangka otomasi produk jasa, diantaranya Data Master Online (DMO) untuk pekerjaan survey, sistem informasi verifikasi bahan bakar nabati, serta Mobile Apps Lab Pelumas. Sedangkan untuk fungsi pendukungnya Surveyor Indonesia melakukan pengembangan e-Office dan Human Resources Information Services (HRIS).
“Surveyor Indonesia terus berinovasi dalam layanan diversifikasi bisnis dengan mengembangkan bisnis baru atau model bisnis baru yang berbasis teknologi digitalisasi serta melakukan diferensiasi produk dan jasa yang berbeda dengan kompetitor yang ada untuk memenangkan pasar,” paparnya.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: