Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) Nusa Tenggara Timur, mengantisipasi gangguan kesehatan terhadap masyarakat di daerah itu akibat kemarau panjang yang melanda daerah itu dalam beberapa bulan terakhir.

Bupati Timor Tengah Utara (TTU) Raymundus Fernandes kepada ANTARA di Kupang, Jumat mengatakan bahwa sebenarnya masalah kekeringan itu sudah menjadi hal biasa bagi warga NTT khususnya warga di TTU.

"Namun yang kita takutkan saat ini adalah kekeringan ini berakibat pada gangguan kesehatan masyarakat kita," katanya.

Baca juga: Kekeringan landa seluruh kecamatan di Timor Tengah Selatan

Baca juga: Tiga kecamatan di Manggarai Barat krisis air bersih


Hal ini disampaikannya berkaitan dengan penanganan kekeringan di wilayah TTU, dan langkah yang telah ditempuh untuk mengatasi dampak kesehatan dari kemarau panjang itu.

Raymundus mengatakan untuk mengatasi masalah gangguan kesehatan itu, pihaknya sudah mendistribusikan air bersih ke beberapa desa yang dinilai sangat ekstrem akan kekeringan.

"Sampai sejauh ini memang belum ada informasi bahwa ada warga yang sakit akibat musim kemarau ini, karena pendistribusian air bersih terus kami lakukan," tambah dia.

Ia mengatakan ada kurang lebih tujuh desa di lima kecamatan di daerah itu yang mengalami kekeringan ekstrem. Tujuh kecamatan beberapa diantaranya adalah, Kecamatan Bikomi Utara, Kecamatan Insana Utara, Biboki Anleu dan beberapa desa di bagian Timur TTU.

Ia mengharapkan agar masyarakat di beberapa daerah yang mengalami kekeringan untuk tetap menjaga kesehatan agar tetap terhindar dari serangan penyakit saat musim kemarau seperti saat ini.

Disamping itu, Bupati juga mengimbau agar warga setempat meninggalkan cara berpindah-pindah bercocok tanam dan menebang pohon yang mengakibatkan sulitnya mendapatkan air tanah.

Baca juga: Semua kabupaten/kota di NTT alami kekeringan ekstrem, sebut BMKG