Korut: Minim progres ragukan prospek KTT dengan AS
27 September 2019 10:34 WIB
Seorang pria membawa lukisan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjelang ktt Korut-AS di Hanoi, Vietnam, Rabu (27/2/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Silva/djo
Seoul (ANTARA) - Korea Utara mengatakan pada Jumat bahwa minimnya progres dalam implementasi kesepakatan yang dibuat antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, meragukan prospek KTT di masa depan, demikian Kantor Berita KCNA.
"AS tidak berbuat apa-apa dalam implementasi pernyataan bersama" mulai dari KTT pertama antara Trump dan Kim di Singapura tahun lalu, kata KCNA, mengutip penasihat Kementerian Luar Negeri Korea Utara, Kim Kye Gwan.
Pejabat itu mengkritik latihan militer gabungan AS dan Korea Selatan, serta sanksi dan tekanan lebih berat terhadap Korut.
Perundingan yang bertujuan membongkar program rudal dan nuklir Korut mandek sejak KTT kedua Trump dan Kim pada Februari kandas. Pyongyang mengatakan pihaknya bersedia memulai kembali pembicaraan, namun belum ada tanggal maupun tempat yang ditetapkan.
Trump mengaku pada Senin bahwa ia ingin tahu apa yang akan dihasilkan dari KTT ketiga dengan Kim sebelum sepakat menggelar pertemuan itu.
Pernyataan pejabat itu juga menunjukkan bahwa "politisi di Washington terobsesi dengan "pernyataan bahwa Korut dapat memperoleh akses ke masa depan yang lebih cerah hanya ketika meninggalkan nuklirnya terlebih dahulu, dan anggapan bahwa sanksi membuat Korut untuk berdialog "konyol."
"Ini membuat saya ragu apakah terobosan baru dapat dicapai dalam hubungan DPRK-AS meski pembicaraan KTT DPRK-AS yang lain mungkin terbuka," bunyi pernyataan tersebut, menggunakan nama resmi Korea Utara, Republik Rakyat Demokratik Korea.
Sumber: Reuters
Baca juga: KCNA: Kim kembali awasi peluncuran uji coba senjata baru
Baca juga: Trump injakkan kaki di Korea Utara Baca juga: Trump: Kim katakan siap memulai lagi pembicaraan
"AS tidak berbuat apa-apa dalam implementasi pernyataan bersama" mulai dari KTT pertama antara Trump dan Kim di Singapura tahun lalu, kata KCNA, mengutip penasihat Kementerian Luar Negeri Korea Utara, Kim Kye Gwan.
Pejabat itu mengkritik latihan militer gabungan AS dan Korea Selatan, serta sanksi dan tekanan lebih berat terhadap Korut.
Perundingan yang bertujuan membongkar program rudal dan nuklir Korut mandek sejak KTT kedua Trump dan Kim pada Februari kandas. Pyongyang mengatakan pihaknya bersedia memulai kembali pembicaraan, namun belum ada tanggal maupun tempat yang ditetapkan.
Trump mengaku pada Senin bahwa ia ingin tahu apa yang akan dihasilkan dari KTT ketiga dengan Kim sebelum sepakat menggelar pertemuan itu.
Pernyataan pejabat itu juga menunjukkan bahwa "politisi di Washington terobsesi dengan "pernyataan bahwa Korut dapat memperoleh akses ke masa depan yang lebih cerah hanya ketika meninggalkan nuklirnya terlebih dahulu, dan anggapan bahwa sanksi membuat Korut untuk berdialog "konyol."
"Ini membuat saya ragu apakah terobosan baru dapat dicapai dalam hubungan DPRK-AS meski pembicaraan KTT DPRK-AS yang lain mungkin terbuka," bunyi pernyataan tersebut, menggunakan nama resmi Korea Utara, Republik Rakyat Demokratik Korea.
Sumber: Reuters
Baca juga: KCNA: Kim kembali awasi peluncuran uji coba senjata baru
Baca juga: Trump injakkan kaki di Korea Utara Baca juga: Trump: Kim katakan siap memulai lagi pembicaraan
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019
Tags: