Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Retno kembali memanfaatkan kehadirannya di Sidang ke-74 Majelis Umum PBB di New York, AS, untuk membahas isu strategis dengan sejumlah negara mitra Indonesia.

Pada hari ketiga dalam rangka menghadiri SMU PBB ke-74 di New York, Kamis (26/9), Menlu RI melakukan pertemuan bilateral dengan enam negara yaitu Luxembourg, Belanda, Arab Saudi, Bahrain, Australia, dan Timor Leste.

Menlu RI menggunakan kesempatan tersebut untuk di antaranya membahas peningkatan kerja sama ekonomi, demikian keterangan tertulis Kemlu RI, Jumat.

Pertemuan dengan Arab Saudi difokuskan untuk membahas tindak lanjut hasil kunjungan kepala negara baru-baru ini. Kedua belah pihak sepakat mengenai perlunya pembentukan High Level Summit antara Indonesia dan Arab Saudi.

Selain itu, Menlu Retno juga membahas mengenai status kerja sama antara Pertamina dan Saudi Aramco. Dijelaskannya, saat ini tengah dilakukan proses evaluasi aset dari Pertamina.

Dengan Arab Saudi, Menlu RI juga membahas isu Palestina. Kedua Menlu menyampaikan keprihatinan atas perkembangan terkini terkait konflik Israel dan Palestina. Keduanya sepakat mengenai perlunya ada seruan untuk bersatu dan membantu perjuangan bangsa Palestina.

Sementara itu dalam pertemuan dengan Menlu Bahrain, Menlu RI menekankan mengenai peningkatan kerja sama bilateral.

Kedua Menlu telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai perjanjian bebas visa untuk paspor diplomatik dan dinas. Saat ini juga tengah dilakukan finalisasi visa on arrival bagi pemegang paspor Indonesia untuk berkunjung ke Bahrain.




Dalam pertemuan dengan Menlu Luxembourg, disampaikan keinginan Luxembourg untuk segera melakukan finalisasi dan penandatanganan MoU mengenai kesepakatan layanan udara (air services agreement).

Selain itu, Menlu RI juga melakukan pertemuan trilateral dengan Menlu Australia dan Menlu Timor Leste. Pertemuan tersebut membahas pengembangan konektivitas antara ketiga negara, yakni pembukaan jalur laut antara Darwin, Kupang, dan Dili, serta jalur penerbangan dari Kupang ke Perth.

"Ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik, apalagi jika MoU pengaturan perbatasan dan pergerakan orang, khususnya dengan Timor Leste, telah disepakati", tutur Menlu Retno.


Pembahasan yang terakhir kali dilaksanakan pada 2013 dinilai penting untuk bertukar pikiran mengenai isu-isu yang menjadi kepentingan tiga negara.

Pada hari yang sama, Menlu Retno juga ikut mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pertemuan dengan Presiden International Committee of Red Cross (ICRC) Peter Mauer.

Baca juga: Menlu RI bahas isu ekonomi, perempuan dalam rangkaian bilateral di PBB

Baca juga: Kerja sama ekonomi jadi bahasan pertemuan bilateral Menlu Retno di PBB

Baca juga: OKI dorong isu aneksasi Tepi Barat dibahas di Sidang Majelis Umum PBB