Indonesia Tawarkan Tiga Opsi untuk Larangan Terbang
8 Juli 2008 16:41 WIB
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan, Jusman Syafii Djamal menyatakan, Indonesia sedikitnya menawarkan tiga opsi dalam sidang evaluasi larangan terbang Uni Eropa atas Indonesia pada 10 Juli 2008 di Brussel, Belgia.
"Tiga opsi itu, intinya adalah kerja sama yang dilandasi semangat transparansi dan akuntabel. Indonesia siap untuk itu," katanya menjawab pers di Jakarta, Selasa.
Dijelaskannya, opsi pertama adalah mendorong regulator penerbangan Indonesia bekerja sama dengan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization / ICAO) untuk meningkatkan keselamatan penerbangan.
"Ini dipilih karena pertimbangan mereka sehingga larangan terbang diberikan adalah hasil audit ICAO tiga tahun lalu," katanya.
Kemudian, opsi kedua adalah merujuk hasil penilaian otoritas Penerbangan Amerika Serikat (Federal Aviation Administration) atas maskapai Indonesia.
"FAA kan pernah menurunkan peringkat maskapai Indonesia berdasarkan kategori maskapai. Nah, hasilnya, kini kan sudah banyak maskapai kategori satu, mestinya otomatis," katanya.
Kemudian, opsi terakhir adalah mengikuti jejak pemerintah Australia yakni didahului langkah audit dulu baru tindak lanjutnya adalah larangan terbang.
Namun, auditnya kemudian diikuti kerja sama peningkatan keselamatan penerbangan kedua negara.
Jusman juga mengakui, tiga opsi tersebut sudah disampaikan dalam pertemuannya dengan 19 duta besar Uni Eropa untuk Indonesia, Senin (7/7).
Oleh karena itu, tegasnya, Indonesia mengharapkan,pihak Eropa seharusnya tak menyederhanakan persoalan keselamatan penerbangan hanya sebatas masalah administratif.
"Dokumen sudah kita serahkan," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008
Tags: