Manajemen MRT apresiasi demostran yang jaga fasilitas MRT
26 September 2019 21:05 WIB
Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar menanggapi pertanyaan sejumlah pewarta di Jakarta, Kamis (26/9/20019). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)
Jakarta (ANTARA) - Manajemen PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta mengapresiasi demonstran yang tetap menjaga fasilitas umum, termasuk moda raya terpadu.
"Saya apresiasi para mahasiswa dan lainnya yang tetap menjaga fasilitas umum, termasuk MRT. Mereka cukup koperatif saat menggunakan MRT," ujar Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, pelayanan baik yang diberikan oleh petugas MRT menjadi salah satu faktor yang membuat pengguna MRT, termasuk demonstran koperatif.
"Ada petugas juga yang melakukan seleksi terhadap benda-benda yang sekiranya tidak membuat nyaman penumpang lainnya," katanya.
Ia mengemukakan, aksi demonstrasi yang terjadi dalam dua hari di Jakarta ternyata cukup berdampak pada lonjakan jumlah penumpang MRT hingga di luar kebiasaan atau menembus rekor.
"Kemarin (25/9), angka jumlah penumpang paling tinggi selama enam bulan operasi MRT. Pada tanggal 25 September mencapai 121.076 penumpang. Sehari sebelumnya, 113.560 penumpang," paparnya.
Baca juga: Kebijakan ganjil-genap berkontribusi pada kenaikan penumpang MRT
Ia menilai, kegiatan penyampaian pendapat oleh para mahasiswa memicu masyarakat menggunakan MRT. Di sisi lain, KRL Commuterline juga sempat terkendala operasinya saat sore hari.
Menurut dia, lonjakan penumpang itu tentunya akan berdampak pada rata-rata jumlah penumpang harian. Tercatat, pada periode 1-25 September 2019 rata-rata jumlah penumpang mencapai 90.386 per hari, lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penumpang pada Agustus 2019 yang mencapai 82.477 per hari.
Ia berharap, rata-rata jumlah penumpang MRT Jakarta akan terus bertambah sesuai yang ditargetkan sebanyak 100.000 penumpang per hari.
"Sampai saat ini kami tetap optimistis target 100 ribu penumpang pada akhir tahun tercapai, saat ini rata-ratanya baru mencapai 90 ribu-an," katanya.
Sebelumnya, William Sabandar mengatakan pihaknya bakal menambah jumlah rangkaian kereta bila penumpang menyentuh angka 170 ribu. Saat ini, MRT Jakarta mengoperasikan 16 rangkaian kereta, satu rangkaian kereta memiliki enam gerbong.
"Kami baru bisa bicara rangkaian kalau penumpang sudah di angka 170 ribu, mungkin 2-3 tahun dari sekarang, tapi 'really good now' dengan angka sekarang," katanya.
Baca juga: Go pay, Ovo dan LinkAja bersaing jadi penyedia QR Code MRT Jakarta
"Saya apresiasi para mahasiswa dan lainnya yang tetap menjaga fasilitas umum, termasuk MRT. Mereka cukup koperatif saat menggunakan MRT," ujar Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, pelayanan baik yang diberikan oleh petugas MRT menjadi salah satu faktor yang membuat pengguna MRT, termasuk demonstran koperatif.
"Ada petugas juga yang melakukan seleksi terhadap benda-benda yang sekiranya tidak membuat nyaman penumpang lainnya," katanya.
Ia mengemukakan, aksi demonstrasi yang terjadi dalam dua hari di Jakarta ternyata cukup berdampak pada lonjakan jumlah penumpang MRT hingga di luar kebiasaan atau menembus rekor.
"Kemarin (25/9), angka jumlah penumpang paling tinggi selama enam bulan operasi MRT. Pada tanggal 25 September mencapai 121.076 penumpang. Sehari sebelumnya, 113.560 penumpang," paparnya.
Baca juga: Kebijakan ganjil-genap berkontribusi pada kenaikan penumpang MRT
Ia menilai, kegiatan penyampaian pendapat oleh para mahasiswa memicu masyarakat menggunakan MRT. Di sisi lain, KRL Commuterline juga sempat terkendala operasinya saat sore hari.
Menurut dia, lonjakan penumpang itu tentunya akan berdampak pada rata-rata jumlah penumpang harian. Tercatat, pada periode 1-25 September 2019 rata-rata jumlah penumpang mencapai 90.386 per hari, lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penumpang pada Agustus 2019 yang mencapai 82.477 per hari.
Ia berharap, rata-rata jumlah penumpang MRT Jakarta akan terus bertambah sesuai yang ditargetkan sebanyak 100.000 penumpang per hari.
"Sampai saat ini kami tetap optimistis target 100 ribu penumpang pada akhir tahun tercapai, saat ini rata-ratanya baru mencapai 90 ribu-an," katanya.
Sebelumnya, William Sabandar mengatakan pihaknya bakal menambah jumlah rangkaian kereta bila penumpang menyentuh angka 170 ribu. Saat ini, MRT Jakarta mengoperasikan 16 rangkaian kereta, satu rangkaian kereta memiliki enam gerbong.
"Kami baru bisa bicara rangkaian kalau penumpang sudah di angka 170 ribu, mungkin 2-3 tahun dari sekarang, tapi 'really good now' dengan angka sekarang," katanya.
Baca juga: Go pay, Ovo dan LinkAja bersaing jadi penyedia QR Code MRT Jakarta
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: