Atasi kelangkaan, Pertamina gandeng Bumdes buat pangkalan LPG subsidi
26 September 2019 09:32 WIB
Peresmian pangkalan LPG bersubsidi di Desa Makrampai, Kabupaten Sambas, kerja sama PT Pertamina dengan Bumdes Rampai Sejahtera. ANTARA/Indra
Pontianak (ANTARA) - Pertamina menggandeng Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Rampai Sejahtera mendirikan pangkalan LPG bersubsidi di Desa Makrampai, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, sebagai solusi menghindari kelangkaan gas subsidi di daerah itu.
"Saya bangga karena Bumdes ini bidang usahanya adalah gas 3 kilogram. Sebagai pangkalan gas LPG kerjasama dengan pihak Pertamina, jadi harga begitu terjamin. Ini menjadi bagian usaha desa yang akan mendapatkan pendapatan asli desa, tentu ini bagian dari hadirnya usaha yang dikemas sebegitu baik," ujar Bupati Sambas, Atbah Romin Suhali saat dihubungi di Sambas, Kalbar, Kamis.
Ia memastikan hadirnya Bumdes tersebut bisa menjawab soal kelangkaan gas bersubsidi yang sering terjadi di daerah itu.
"Terima kasih sekali kepada semua, saya bangga mudah-mudahan ini menjadi contoh bagi Bumdes di desa lain. Selamat sukses selalu untuk pak Camat Tebas, Kades Makrampai dan Direktur Bumdes Rampai Sejahtera Desa Makrampai, " kata dia.
Baca juga: Pertamina Kalbar siapkan langkah jaga stok BBM-elpiji
Sementara itu, Direktur BUMDes Rampai Sejahtera, Adnan Mahdi mengatakan Bumdes yang ia pimpin sudah mendapatkan nomor registrasi pangkalan resmi sebagai penyalur gas LPG dari PT Pertamina, menggunakan PT Matahari Jaya Sejahtera.
"Pada awalnya kita melakukan lobi disamping kita mempersiapkan surat-surat yang diminta oleh Pertamina. Selain surat tersebut memang yang paling strategis, menyiapkan yang terkait dengan daftar order yang harus kita dapatkan," kata Adnan.
Selain itu lanjutnya, pihaknya juga berusaha mempersiapkan tabung gas kosong.
"Nah ini biasanya yang agak berat, alhamdulillah dengan kerjasama dari pengurus Bumdes didukung oleh pemerintah desa bahkan sampai camat kita mendapatkan tabung gas. Kemudian persiapan bisa dipenuhi, dan bahkan kita sudah dapat legal registrasi dari PT Pertamina sebagai penyalur gas elpiji tiga kilogram," terang Adnan Mahdi.
Baca juga: Wagub Kalbar imbau masyarakat hemat gunakan elpiji
Dikemukakan oleh Adnan, penjualan gas LPG bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Sebab kita tahu, masyarakat saat ini sudah sangat bergantung dengan LPG. Namun pada kenyataannya, persediaan yang tersedia itu kadang langka bahkan harga yang dijual sangat mahal bahkan hingga Rp 30 ribu," katanya.
Melalui Bumdes Rampai Sejahtera sebut Adnan, masyarakat bisa membeli LPG bersubsidi sesuai dengan harga eceran tertinggi sesuai ketentuan dari PT Pertamina.
"Alhamdulillah melalui Bumdes Rampai Sejahtera, ini kita menjual sesuai standar Pertamina sesuai harga eceran tertinggi Rp16.500. Jadi kita tidak mengambil lebih. Sudah sesuai standar sehingga ini sangat membantu masyarakat baik prasejahtera maupun UMKM," katanya.
Baca juga: Volume elpiji bersubsidi RAPBN 2020 disepakati naik jadi 7,5 juta ton
"Saya bangga karena Bumdes ini bidang usahanya adalah gas 3 kilogram. Sebagai pangkalan gas LPG kerjasama dengan pihak Pertamina, jadi harga begitu terjamin. Ini menjadi bagian usaha desa yang akan mendapatkan pendapatan asli desa, tentu ini bagian dari hadirnya usaha yang dikemas sebegitu baik," ujar Bupati Sambas, Atbah Romin Suhali saat dihubungi di Sambas, Kalbar, Kamis.
Ia memastikan hadirnya Bumdes tersebut bisa menjawab soal kelangkaan gas bersubsidi yang sering terjadi di daerah itu.
"Terima kasih sekali kepada semua, saya bangga mudah-mudahan ini menjadi contoh bagi Bumdes di desa lain. Selamat sukses selalu untuk pak Camat Tebas, Kades Makrampai dan Direktur Bumdes Rampai Sejahtera Desa Makrampai, " kata dia.
Baca juga: Pertamina Kalbar siapkan langkah jaga stok BBM-elpiji
Sementara itu, Direktur BUMDes Rampai Sejahtera, Adnan Mahdi mengatakan Bumdes yang ia pimpin sudah mendapatkan nomor registrasi pangkalan resmi sebagai penyalur gas LPG dari PT Pertamina, menggunakan PT Matahari Jaya Sejahtera.
"Pada awalnya kita melakukan lobi disamping kita mempersiapkan surat-surat yang diminta oleh Pertamina. Selain surat tersebut memang yang paling strategis, menyiapkan yang terkait dengan daftar order yang harus kita dapatkan," kata Adnan.
Selain itu lanjutnya, pihaknya juga berusaha mempersiapkan tabung gas kosong.
"Nah ini biasanya yang agak berat, alhamdulillah dengan kerjasama dari pengurus Bumdes didukung oleh pemerintah desa bahkan sampai camat kita mendapatkan tabung gas. Kemudian persiapan bisa dipenuhi, dan bahkan kita sudah dapat legal registrasi dari PT Pertamina sebagai penyalur gas elpiji tiga kilogram," terang Adnan Mahdi.
Baca juga: Wagub Kalbar imbau masyarakat hemat gunakan elpiji
Dikemukakan oleh Adnan, penjualan gas LPG bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Sebab kita tahu, masyarakat saat ini sudah sangat bergantung dengan LPG. Namun pada kenyataannya, persediaan yang tersedia itu kadang langka bahkan harga yang dijual sangat mahal bahkan hingga Rp 30 ribu," katanya.
Melalui Bumdes Rampai Sejahtera sebut Adnan, masyarakat bisa membeli LPG bersubsidi sesuai dengan harga eceran tertinggi sesuai ketentuan dari PT Pertamina.
"Alhamdulillah melalui Bumdes Rampai Sejahtera, ini kita menjual sesuai standar Pertamina sesuai harga eceran tertinggi Rp16.500. Jadi kita tidak mengambil lebih. Sudah sesuai standar sehingga ini sangat membantu masyarakat baik prasejahtera maupun UMKM," katanya.
Baca juga: Volume elpiji bersubsidi RAPBN 2020 disepakati naik jadi 7,5 juta ton
Pewarta: Dedi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: