Legislator kutuk aksi perusakan kantor DPRD Sumbar
25 September 2019 22:01 WIB
Wakil Ketua DPRD Sumbar sementara Irsyad Syafar (dua dari kanan) bersama empat anggota DPRD Sumbar mengutuk aksi perusakan gedung DPRD Sumbar saat unjuk rasa mahasiswa di Padang, Rabu (ANTARA/ Mario Sofia Nasution)
Padang (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Sumatera Barat sementara Irsyad Syafar mengutuk aksi perusakan aset negara oleh mahasiswa yang melakukan unjuk rasa berujung tindak anarkis di gedung DPRD Sumatera Barat pada Rabu.
“Kami mengutuk keras aksi anarkis demonstran yang melakukan perusakan karena melanggar hukum dan perundang-undangan,” kata dia selepas aksi unjuk rasa di Padang, Rabu.
Ia menjelaskan sejak awal unjuk rasa pihaknya telah menerima aspirasi mahasiswa yang menyampaikan tuntutannya.
Ribuan mahasiswa tersebut diterima oleh dirinya bersama anggota DPRD Sumbar lainnya seperti Suwirpen Suib, Irwan Afriadi, Maigus Nasir, Yusuf Abit, Mario Syah Johan, Afrizal, Hidayat dan Mesra.
Peserta aksi memasuki gedung DPRD Sumbar sekitar pukul 10.00 WIB, pihaknya langsung menerima mahasiswa menerima tuntutan mereka dan menandatangani tuntutan tersebut lalu dikirimkan melalui surat DPRD Sumbar nomor 019/1161/Fas-2019 tertanggal 25 September 2019 yang ditujukan kepada Presiden RI dan surat DPRD Sumbar nomor 019/1160/Fas-2019 kepada pimpinan DPR RI.
“Kedua surat tersebut dikirimkan langsung hari ini juga melalui jasa pengiriman ketika mahasiswa masih melakukan aksi,” katanya.
Ia mengatakan selepas surat dikirim mahasiswa masih melakukan aksi dan pada pukul 14.00 WIB, organisasi mahasiswa mengajukan permintaan untuk berdialog dengan anggota DPRD Sumbar. Pihaknya mengizinkan mereka berdialog dengan syarat peserta unjuk rasa tidak melakukan tindak anarkis.
“Kesepakatan ini dijamin oleh koordinator lapangan bahwa mahasiswa tidak melakukan tindak anarkis,” katanya.
Mereka diizinkan masuk jumlah terbatas sekitar 50 hingga 150 orang, hal tersebut dikarenakan keterbatasan ruangan. Akhirnya dialog mahasiswa dengan anggota DPRD Sumatera Barat digelar di Ruang Khusus II DPRD Sumatera Barat .
Pada saat dialog mahasiswa yang berada di luar gedung mencoba masuk ke dalam dan terjadi aksi dorong antara mahasiswa dan petugas kepolisian.
“Karena jumlah mahasiswa yang lebih banyak dan tidak dapat dikendalikan mereka berhasil menjebol barikade polisi dan masuk. Mereka melakukan perusakan seperti pemecahan kaca, perusakan meja dan kursi, sound system, pencoretan dinding dan menghancurkan perpustakaan,” kata dia.
Baca juga: Sekwan akan laporkan perusakan gedung DPRD Sumbar kepada kepolisian
Baca juga: Mahasiswa anarkis dan coret-coret gedung DPRD Sumbar
Baca juga: Miko Kamal sebut tuntutan utama mahasiswa selamatkan KPK
Selain itu para mahasiswa juga melakukan aksi penjarahan di ruang fraksi Golkar dan fraksi Nasdem dengan mengambil tas yang berisi surat penting berupa paspor, laptop dan telepon genggam.
Selain itu mereka juga melakukan aksi pembakaran di samping kanan dan kiri ruang paripurna dan segera dipadamkan petugas. Kemudian di luar ruangan, mahasiswa juga melakukan aksi pembakaran berbagai fasilitas DPRD Sumbar yang dibawa dari dalam gedung.
Sementara Sekretaris DPRD Sumatera Barat Raflis mengatakan pihaknya akan melaporkan tindakan perusakan gedung tersebut kepada kepolisian saat unjuk rasa mahasiswa berujung aksi anarkis ke kantor DPRD Sumbar.
“Kita akan biarkan kondisi gedung ini seperti ini agar pihak kepolisian dapat bekerja mengumpulkan barang bukti dan mereka juga ada di sini saat aksi perusakan oleh mahasiswa,” katanya.
Ia mengatakan hal yang akan dilakukannya adalah menginventarisir barang-barang yang mengalami kerusakan akibat aksi anarkis mahasiswa seperti kaca gedung, meja, kursi, barang elektrik dan lainnya.
Menurut dia seluruh barang yang ada di DPRD Sumbar sudah terdata dan pihaknya akan menghitung barang yang rusak serta nilainya dan melaporkan kepada pimpinan DPRD Sumatera Barat.
“Kita juga melaporkan kepada pihak kepolisian agar persoalan ini diproses lebih lanjut,” katanya.
“Kami mengutuk keras aksi anarkis demonstran yang melakukan perusakan karena melanggar hukum dan perundang-undangan,” kata dia selepas aksi unjuk rasa di Padang, Rabu.
Ia menjelaskan sejak awal unjuk rasa pihaknya telah menerima aspirasi mahasiswa yang menyampaikan tuntutannya.
Ribuan mahasiswa tersebut diterima oleh dirinya bersama anggota DPRD Sumbar lainnya seperti Suwirpen Suib, Irwan Afriadi, Maigus Nasir, Yusuf Abit, Mario Syah Johan, Afrizal, Hidayat dan Mesra.
Peserta aksi memasuki gedung DPRD Sumbar sekitar pukul 10.00 WIB, pihaknya langsung menerima mahasiswa menerima tuntutan mereka dan menandatangani tuntutan tersebut lalu dikirimkan melalui surat DPRD Sumbar nomor 019/1161/Fas-2019 tertanggal 25 September 2019 yang ditujukan kepada Presiden RI dan surat DPRD Sumbar nomor 019/1160/Fas-2019 kepada pimpinan DPR RI.
“Kedua surat tersebut dikirimkan langsung hari ini juga melalui jasa pengiriman ketika mahasiswa masih melakukan aksi,” katanya.
Ia mengatakan selepas surat dikirim mahasiswa masih melakukan aksi dan pada pukul 14.00 WIB, organisasi mahasiswa mengajukan permintaan untuk berdialog dengan anggota DPRD Sumbar. Pihaknya mengizinkan mereka berdialog dengan syarat peserta unjuk rasa tidak melakukan tindak anarkis.
“Kesepakatan ini dijamin oleh koordinator lapangan bahwa mahasiswa tidak melakukan tindak anarkis,” katanya.
Mereka diizinkan masuk jumlah terbatas sekitar 50 hingga 150 orang, hal tersebut dikarenakan keterbatasan ruangan. Akhirnya dialog mahasiswa dengan anggota DPRD Sumatera Barat digelar di Ruang Khusus II DPRD Sumatera Barat .
Pada saat dialog mahasiswa yang berada di luar gedung mencoba masuk ke dalam dan terjadi aksi dorong antara mahasiswa dan petugas kepolisian.
“Karena jumlah mahasiswa yang lebih banyak dan tidak dapat dikendalikan mereka berhasil menjebol barikade polisi dan masuk. Mereka melakukan perusakan seperti pemecahan kaca, perusakan meja dan kursi, sound system, pencoretan dinding dan menghancurkan perpustakaan,” kata dia.
Baca juga: Sekwan akan laporkan perusakan gedung DPRD Sumbar kepada kepolisian
Baca juga: Mahasiswa anarkis dan coret-coret gedung DPRD Sumbar
Baca juga: Miko Kamal sebut tuntutan utama mahasiswa selamatkan KPK
Selain itu para mahasiswa juga melakukan aksi penjarahan di ruang fraksi Golkar dan fraksi Nasdem dengan mengambil tas yang berisi surat penting berupa paspor, laptop dan telepon genggam.
Selain itu mereka juga melakukan aksi pembakaran di samping kanan dan kiri ruang paripurna dan segera dipadamkan petugas. Kemudian di luar ruangan, mahasiswa juga melakukan aksi pembakaran berbagai fasilitas DPRD Sumbar yang dibawa dari dalam gedung.
Sementara Sekretaris DPRD Sumatera Barat Raflis mengatakan pihaknya akan melaporkan tindakan perusakan gedung tersebut kepada kepolisian saat unjuk rasa mahasiswa berujung aksi anarkis ke kantor DPRD Sumbar.
“Kita akan biarkan kondisi gedung ini seperti ini agar pihak kepolisian dapat bekerja mengumpulkan barang bukti dan mereka juga ada di sini saat aksi perusakan oleh mahasiswa,” katanya.
Ia mengatakan hal yang akan dilakukannya adalah menginventarisir barang-barang yang mengalami kerusakan akibat aksi anarkis mahasiswa seperti kaca gedung, meja, kursi, barang elektrik dan lainnya.
Menurut dia seluruh barang yang ada di DPRD Sumbar sudah terdata dan pihaknya akan menghitung barang yang rusak serta nilainya dan melaporkan kepada pimpinan DPRD Sumatera Barat.
“Kita juga melaporkan kepada pihak kepolisian agar persoalan ini diproses lebih lanjut,” katanya.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019
Tags: