Korsel usulkan ubah DMZ jadi 'zona perdamaian' internasional
25 September 2019 21:42 WIB
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berjabat tangan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un disamping Presiden Amerika Serikat Donald Trump di garis demarkasi militer di zona demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan dua Korea, di Panmunjom, Korea Selatan, Minggu (30/6/2019). (REUTERS/KCNA)
Washington (ANTARA) - Korea Selatan pada Selasa (24/9) mengusulkan untuk mengubah zona yang paling ketat dijaga militer yang memisahkannya dari Korea Utara menjadi "zona perdamaian internasional" untuk menjamin perdamaian di semenanjung tersebut.
Presiden Moon Jae-in menyampaikan visinya buat DMZ dalam pernyataan sebelum pertemuan para pemimpin dunia buat Sidang Majelis Umum PBB di New York.
Baca juga: Megawati usulkan musyawarah mufakat jalan perdamaian Korsel-Korut
"Perbatasannya menetapkan strategi yang ditetapkan oleh 70-tahun konfrontasi militer, tapi secara bertolak-belakang zona itu telah menjadi harta karun ekologi murni," kata Moon di dalam pernyataan yang diterjemahkan, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam.
"Itu telah menjadi ruang simbolis yang terpusat pada sejarah yang merangkul tragedi perpecahan sebagaimana diwujudkan oleh daerah keamanan gabungan, pos penjaga dan pagar kawat berduri, serta kerinduan bagi perdamaian," katanya. "DMZ adalah warisan umum umat manusia dan nilainya harus dibagi dengan seluruh dunia."
Baca juga: Korsel tahan warga Korut yang menyeberangi DMZ
DMZ telah memecah kedua Korea selama 66 tahun setelah penandatanganan gencatan senjata yang menghentikan permusuhan di Semenanjung Korea pada 1953.
Moon mengatakan segera setelah perdamaian Seoul dan Pyongyang dicapai, ia akan bekerja untuk membuat DMZ --yang memiliki panjang 155 mil (250 kilometer) dari timur ke barat dan lebar 2,5 mil (empat kilometer), dijadikan lokasi warisan dunia UNESCO.
Jika "zona perdamaian internasional" dibentuk, "semenanjung tersebut akan berkembang jadi jembatan bangsa yang menghubungkan benua itu dan samudra, dan memfasilitasi perdamaian dan keamanan," kata Moon.
"Pembentukan zona perdamaian internasional akan menyediakan jaminan institusional dan nyata bagi keamanan Korea Utara. Pada saat yang sama, Korea Selatan juga akan bisa meraih perdamaian yang langgeng," ia menambahkan.
Ada ratusan ribu ranjau anti-personel yang diperkirakan di daerah tersebut, dan Moon mengatakan Korea Selatan akan memerlukan waktu 15 tahun untuk menghilangkannya jika bertindak sendirian. Tapi waktunya akan sangat dipercepat oleh bantuan internasional, katanya.
Baca juga: Pakar Jepang sebut pertemuan Trump-Jong un di DMZ kemajuan besar
Sumber: Anadolu Agency
Presiden Moon Jae-in menyampaikan visinya buat DMZ dalam pernyataan sebelum pertemuan para pemimpin dunia buat Sidang Majelis Umum PBB di New York.
Baca juga: Megawati usulkan musyawarah mufakat jalan perdamaian Korsel-Korut
"Perbatasannya menetapkan strategi yang ditetapkan oleh 70-tahun konfrontasi militer, tapi secara bertolak-belakang zona itu telah menjadi harta karun ekologi murni," kata Moon di dalam pernyataan yang diterjemahkan, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam.
"Itu telah menjadi ruang simbolis yang terpusat pada sejarah yang merangkul tragedi perpecahan sebagaimana diwujudkan oleh daerah keamanan gabungan, pos penjaga dan pagar kawat berduri, serta kerinduan bagi perdamaian," katanya. "DMZ adalah warisan umum umat manusia dan nilainya harus dibagi dengan seluruh dunia."
Baca juga: Korsel tahan warga Korut yang menyeberangi DMZ
DMZ telah memecah kedua Korea selama 66 tahun setelah penandatanganan gencatan senjata yang menghentikan permusuhan di Semenanjung Korea pada 1953.
Moon mengatakan segera setelah perdamaian Seoul dan Pyongyang dicapai, ia akan bekerja untuk membuat DMZ --yang memiliki panjang 155 mil (250 kilometer) dari timur ke barat dan lebar 2,5 mil (empat kilometer), dijadikan lokasi warisan dunia UNESCO.
Jika "zona perdamaian internasional" dibentuk, "semenanjung tersebut akan berkembang jadi jembatan bangsa yang menghubungkan benua itu dan samudra, dan memfasilitasi perdamaian dan keamanan," kata Moon.
"Pembentukan zona perdamaian internasional akan menyediakan jaminan institusional dan nyata bagi keamanan Korea Utara. Pada saat yang sama, Korea Selatan juga akan bisa meraih perdamaian yang langgeng," ia menambahkan.
Ada ratusan ribu ranjau anti-personel yang diperkirakan di daerah tersebut, dan Moon mengatakan Korea Selatan akan memerlukan waktu 15 tahun untuk menghilangkannya jika bertindak sendirian. Tapi waktunya akan sangat dipercepat oleh bantuan internasional, katanya.
Baca juga: Pakar Jepang sebut pertemuan Trump-Jong un di DMZ kemajuan besar
Sumber: Anadolu Agency
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019
Tags: