EU hibahkan 15 juta euro untuk Indonesia lewat ARISE+
25 September 2019 21:14 WIB
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei, Vincent Piket (kanan), menyerahkan sertifikat kepada Deputi Bidang Ekonomi Bappenas, Bambang Prijambodo (kiri), dalam peluncuran program hibah dana ARISE+ Indonesia di Jakarta, Rabu (25/09/2019). (ANTARA/Suwanti)
Jakarta (ANTARA) - Uni Eropa (EU) memberikan hibah dana senilai 15 juta euro (sekitar Rp232 miliar) kepada Indonesia melalui program ASEAN Regional Integration Support - Indonesia Trade Support Facility (ARISE+ Indonesia).
Program yang diresmikan di Jakarta pada Rabu itu ditargetkan untuk berjalan selama empat tahun dengan tujuan peningkatan daya saing ekspor dan perdagangan Indonesia secara global, khususnya di bidang pertanian dan perikanan.
Baca juga: ARISE+ Indonesia prioritaskan empat aspek
“ARISE+ Indonesia sesuai dengan pembangunan berkelanjutan soal peningkatan perdagangan, investasi, dan prioritas EU-Indonesia dengan kepentingan sama untuk mengembangkan hubungan kerja sama antara keduanya,” kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei, Vincent Piket.
Dubes Piket menyebut bahwa program ini akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, menarik investasi asing, serta membuka lapangan pekerjaan sehingga mendukung pengurangan kemiskinan di Indonesia.
ARISE+ Indonesia nantinya juga akan difokuskan pada pengembangan kapasitas (capacity building) di pihak pemerintah Indonesia yang akan menjadi fasilitator program ini.
Baca juga: EU optimistis Indonesia akan tingkatkan penanggulangan perubahan iklim
Pihak pemerintah tersebut antara lain Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Perdagangan, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta pemangku kepentingan lain.
Deputi Bidang Ekonomi Bappenas RI, Bambang Prijambodo, berharap program ini bisa menunjang Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa (IEU-CEPA) yang masih dalam proses.
“ARISE+ Indonesia mempunyai peranan penting dalam isu-isu yang muncul dari negosiasi dan juga implementasi awal dari IEU-CEPA,” ujar Bambang.
Selain akan diimplementasikan bersama dengan pemerintah Indonesia, program hibah ini juga akan melibatkan perwakilan dunia usaha, serta mencoba menyasar pengusaha skala kecil dan menengah.
Baca juga: UE: Perjanjian dagang Indonesia-EU CEPA tidak bahas minyak sawit
Program yang diresmikan di Jakarta pada Rabu itu ditargetkan untuk berjalan selama empat tahun dengan tujuan peningkatan daya saing ekspor dan perdagangan Indonesia secara global, khususnya di bidang pertanian dan perikanan.
Baca juga: ARISE+ Indonesia prioritaskan empat aspek
“ARISE+ Indonesia sesuai dengan pembangunan berkelanjutan soal peningkatan perdagangan, investasi, dan prioritas EU-Indonesia dengan kepentingan sama untuk mengembangkan hubungan kerja sama antara keduanya,” kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei, Vincent Piket.
Dubes Piket menyebut bahwa program ini akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, menarik investasi asing, serta membuka lapangan pekerjaan sehingga mendukung pengurangan kemiskinan di Indonesia.
ARISE+ Indonesia nantinya juga akan difokuskan pada pengembangan kapasitas (capacity building) di pihak pemerintah Indonesia yang akan menjadi fasilitator program ini.
Baca juga: EU optimistis Indonesia akan tingkatkan penanggulangan perubahan iklim
Pihak pemerintah tersebut antara lain Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Perdagangan, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta pemangku kepentingan lain.
Deputi Bidang Ekonomi Bappenas RI, Bambang Prijambodo, berharap program ini bisa menunjang Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa (IEU-CEPA) yang masih dalam proses.
“ARISE+ Indonesia mempunyai peranan penting dalam isu-isu yang muncul dari negosiasi dan juga implementasi awal dari IEU-CEPA,” ujar Bambang.
Selain akan diimplementasikan bersama dengan pemerintah Indonesia, program hibah ini juga akan melibatkan perwakilan dunia usaha, serta mencoba menyasar pengusaha skala kecil dan menengah.
Baca juga: UE: Perjanjian dagang Indonesia-EU CEPA tidak bahas minyak sawit
Pewarta: Suwanti
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019
Tags: