Manado (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bitung, Provinsi Sulawesi Utara berkomitmen "memerangi" sampah plastik karena merusak lingkungan alam.

"Sehingga melalui Program Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah diharapkan dapat mengurangi sampah plastik di Kota Bitung," kata Wali Kota Bitung Max Lomban di Manado, Rabu.

Ia mengapresiasi Kementerian KLHK yang telah memilih Kota Bitung sebagai perwakilan dari Sulawesi untuk lokasi peluncuran program nasional itu.

Hal tersebut, kata dia, sesuai dengan program Pemerintah Kota Bitung yang sejak 2016 telah menyatakan "perang" terhadap sampah, khususnya dari bahan plastik.

"Perlu ada tindakan dan perbuatan nyata untuk mengubah pola pikir, gaya hidup, dan budaya kita semua dalam mengelola sampah sehingga dapat menjaga keberlanjutan kehidupan," katanya.

Ia mengatakan pentingnya suatu komitmen kuat pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat untuk mendukung program-program pemerintah pusat dan daerah, termasuk terkait dengan pengurangan sampah plastik.

Banyak hal yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Bitung terkait dengan pengolahan sampah, khususnya sampah plastik, sehingga menjadi alasan dipilihnya Kota Bitung sebagai salah satu lokasi peluncuran program nasional tersebut.

Baca juga: Sampah plastik bisa ditukar beras di Bitung

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati mengapresiasi pemerintah dan masyarakat Kota Bitung yang antusias dalam pelaksanaan kegiatan itu,

Ia berharap, program-program yang sudah dilakukan Pemkot Bitung terkait dengan pengolahan sampah dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lain.

“Kita dapat memulai dengan hal-hal yang sederhana dalam kehidupan kita sehari-hari dengan memilah sampah mulai dari rumah masing-masing. Kegiatan ini penting untuk melindungi Bumi dari kerusakan akibat pengelolaan sampah yang tidak benar,” ujar dia.

Berdasarkan profil pengelolaan sampah nasional, sumber sampah yang utama dihasilkan dari rumah tangga mencapai 36 persen. Pasar serta perniagaan memberikan kontribusi timbulan sampah 38 persen dan sisanya 26 persen berasal dari kawasan, perkantoran, dan fasilitas publik.

"Sehingga melalui Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah ini, mari ciptakan lingkungan yang lebih baik mulai dari lingkup terkecil, yaitu keluarga. Dengan demikian, cita-cita Indonesia Bersih dapat kita raih bersama,” katanya.

Baca juga: Siswa Mataram bayar bus sekolah dengan sampah plastik
Baca juga: KLHK temukan 318 kontainer plastik mengandung limbah B3