Rupiah melemah dipicu sentimen negatif global
25 September 2019 18:11 WIB
Ilustrasi - Pekerja menghitung uang Dollar Amerika Serikat dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta, Kamis (28/3/2019). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aa.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore ditutup melemah dipicu sentimen negatif global.
Rupiah ditutup melemah 38 poin atau 0,27 persen menjadi Rp14.152 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.114 per dolar AS.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu, mengatakan, pelemahan rupiah hari ini didorong sentimen eksternal, salah satunya terkait perang dagang AS-China.
Baca juga: BI sebut demo mahasiswa menambah kegelisahan pasar finansial
"Di tengah perseteruan politik di dalam negeri, retorika Trump tentang China berubah ketika ia menyampaikan teguran keras terhadap praktik perdagangan Beijing di Sidang Umum PBB. Trump mengatakan tidak akan menerima "kesepakatan buruk" dalam negosiasi perdagangan AS-China," ujar Ibrahim.
Presiden AS Donald Trump sendiri sedang mendapat dorongan pemakzulan dari DPR AS. Ketua fraksi Partai Demokrat AS Nancy Pelosi, mengatakan DPR akan melakukan penyelidikan formal apakah Trump harus dimakzulkan, apakah tindakan yang diambil oleh presiden Trump telah serius melanggar Konstitusi.
Trump dicurigai meminta bantuan Ukraina untuk mencoreng saingannya yakni mantan Wakil Presiden AS Joe Biden, sebagai calon presiden yang paling terdepan dari Partai Demokrat untuk Pemilu 2020 mendatang.
Selain itu, sentimen eksternal lainnya yaitu adanya potensi resesi di Eropa. Para pengamat sepakat resesi mungkin lebih rentan terjadi di zona Eropa. Resesi adalah kontraksi atau pertumbuhan negatif dalam dua kuartal dalam satu tahun yang sama.
Hal tersebut setidaknya diutarakan Mario Draghi, pemimpin Bank Sentral Eropa (ECB) yang sebentar lagi akan meninggalkan otoritas moneter itu 1 November nanti. Dalam pernyataannya ia menyebut zona Eropa menghadapi "kemelorotan ekonomi", bahkan jauh dari yang sebelumnya diperkirakan.
Draghi menyatakan hal tersebut setelah menyaksikan pelemahan manufaktur di Jerman. Perlu diketahui, Jerman adalah ekonomi terbesar di Eropa yang menyumbang 17,8 persen PDB benua itu.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.120 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.120 per dolar AS hingga Rp14.155 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.134 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.099 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah diperkirakan masih melemah hari ini, pasca-demo mahasiswa
Baca juga: Rupiah Rabu pagi melemah 11 poin
Rupiah ditutup melemah 38 poin atau 0,27 persen menjadi Rp14.152 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.114 per dolar AS.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu, mengatakan, pelemahan rupiah hari ini didorong sentimen eksternal, salah satunya terkait perang dagang AS-China.
Baca juga: BI sebut demo mahasiswa menambah kegelisahan pasar finansial
"Di tengah perseteruan politik di dalam negeri, retorika Trump tentang China berubah ketika ia menyampaikan teguran keras terhadap praktik perdagangan Beijing di Sidang Umum PBB. Trump mengatakan tidak akan menerima "kesepakatan buruk" dalam negosiasi perdagangan AS-China," ujar Ibrahim.
Presiden AS Donald Trump sendiri sedang mendapat dorongan pemakzulan dari DPR AS. Ketua fraksi Partai Demokrat AS Nancy Pelosi, mengatakan DPR akan melakukan penyelidikan formal apakah Trump harus dimakzulkan, apakah tindakan yang diambil oleh presiden Trump telah serius melanggar Konstitusi.
Trump dicurigai meminta bantuan Ukraina untuk mencoreng saingannya yakni mantan Wakil Presiden AS Joe Biden, sebagai calon presiden yang paling terdepan dari Partai Demokrat untuk Pemilu 2020 mendatang.
Selain itu, sentimen eksternal lainnya yaitu adanya potensi resesi di Eropa. Para pengamat sepakat resesi mungkin lebih rentan terjadi di zona Eropa. Resesi adalah kontraksi atau pertumbuhan negatif dalam dua kuartal dalam satu tahun yang sama.
Hal tersebut setidaknya diutarakan Mario Draghi, pemimpin Bank Sentral Eropa (ECB) yang sebentar lagi akan meninggalkan otoritas moneter itu 1 November nanti. Dalam pernyataannya ia menyebut zona Eropa menghadapi "kemelorotan ekonomi", bahkan jauh dari yang sebelumnya diperkirakan.
Draghi menyatakan hal tersebut setelah menyaksikan pelemahan manufaktur di Jerman. Perlu diketahui, Jerman adalah ekonomi terbesar di Eropa yang menyumbang 17,8 persen PDB benua itu.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.120 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.120 per dolar AS hingga Rp14.155 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.134 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.099 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah diperkirakan masih melemah hari ini, pasca-demo mahasiswa
Baca juga: Rupiah Rabu pagi melemah 11 poin
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019
Tags: