Batam (ANTARA) - Pabrik penggilingan baja investasi China yang beroperasi di Kota Batam Kepulauan Riau akan mengekspor besi hasil produksinya ke Singapura dan Malaysia.

"Produksi kami 15.000 ton setiap bulan, itu untuk memenuhi kebutuhan Batam, dan daerah lain, juga ekspor ke Singapura dan Malaysia," kata Direktur PT Sempurna Wahyu Metalindo, Kerri Wahyudi Gautama di Batam, Rabu.

Menurut dia, kebutuhan besi warga Batam rata-rata 7.000 ton setiap bulan. Sehingga terdapat kelebihan produksi sekitar 8.000 ton setiap bulan yang dapat dikirim ke daerah lain dan diekspor ke Negara Jiran.

Rencananya, perusahaan yang membutuhkan listrik dalam kapasitas besar itu akan mulai beroperasi pada Januari 2020.

Pembangunan ruang kerja sudah mencapai sekitar 80 persen. Perusahaan juga sudah membangun tempat istirahat karyawan dan fasilitas pendukungnya.

"Mesin juga sudah ada. Tinggal dipasang," kata dia.

Perusahaan yang menanamkan modal senilai Rp300 miliar dalam 2 tahap itu akan menyerap sekitar 300 orang tenaga kerja.

Pabrik itu akan mengolah besi skrap yang menumpuk di Batam menjadi berbagai macam besi. Pada tahap pertama akan diporoduksi besi ulir, dan tahap berikutnya berbagai macam besi lainnya, seperti besi siku.

Menurut dia, pembuatan besi di Batam sangat tepat, karena kebutuhan bahan baku bangunan itu sangat besar, dan belum ada pabrik serupa di kota industri itu.

Selama ini, kebutuhan besi Batam didatangkan dari Singapura atau daerah lain di Indonesia, sehingga harganya pun mahal.

Padahal bahan baku besi tua di Batam sangat banyak, dari sisa-sisa perusahaan galangan kapal dan industri berat lainnya di Batam.

Di tempat yang sama, Direktur Promosi dan Humas BP Kawasan Batam, Dendi Gustinandar mengapresiasi PMA China yang berdiri di kawasan industri Tanjunguncang itu.

"Luar biasa, ada perkembangan investasi, pabrik besi yang aktivitas operasionalnya sebagai substitusi impor bisa memenuhi kenutuhan lokal dan ekspor," kata dia.

Ia mendukung PMA China itu dapat memenuhi kebutuhan besi lokal sekaligus mengekspor besi. "Industri di sini menyumbangkan devisa," kata dia.

Baca juga: China bangun pabrik besi di Batam, senilai Rp300 miliar