Mahasiswa Radiologi Unbrah ciptakan alat Fiksasi Rontgen
25 September 2019 15:42 WIB
Mahasiswa Jurusan Radiologi Universitas Baiturrahmah (Unbrah) Padang, Sumbar Azizah Aswar, Amd.Rad angkatan 2016 menciptakan alat fiksasi radiologi pemeriksaan abdomen Left Lateral Decubitus (LLD) untuk keperluan rontgen. (ANTARA SUMBAR/Ist)
Padang (ANTARA) - Mahasiswa Jurusan Radiologi Universitas Baiturrahmah (Unbrah) Padang, Sumbar, Azizah Aswar, Amd.Rad angkatan 2016 menciptakan alat fiksasi radiologi pemeriksaan abdomen Left Lateral Decubitus (LLD) untuk keperluan rontgen.
"Dikatakan alat fiksasi karena fungsinya menahan pasien yang saat dirontgen dalam keadaan miring ke arah kiri," kata Azizah, di Padang, Rabu.
Dia menjelaskan alat ini berfungsi membantu radiografer saat merontgen pasien penderita penyakit perut akut seperti ileus atau kejang perut.
Alat fiksasi ini menyerupai tempat tidur mini dengan komposisi penyangga kaset berukuran 70 x 43 centimeter secara vertikal dan kasur di bawahnya berukuran 70 x 40 centimeter serta penyangga dengan ukuran yang sama di bawahnya. Kemudian ada tali pengaman yang menempel di dinding penyangga yang fungsinya mengikat pasien saat rontgen posisi miring ke kiri.
Kerangka bahannya 90 persen terbuat dari besi sedangkan tempat melekat kaset radiografi terbuat dari aluminium.
Penggunaan aluminium ini untuk menghindari kemunculan artefak atau gambaran pengganggu hasil rontgen, seperti halnya bila menggunakan bahan besi.
Secara umum manfaatnya untuk menggantikan peran orang atau perawat untuk menempelkan sekaligus menahan kaset radiografi saat rontgen.
Dengan adanya alat tersebut kaset bisa dimasukkan ke penyangga secara vertikal dan tepat melekat pada punggung pasien tanpa harus ditahan oleh orang.
Dengan tepatnya perlekatan kaset tersebut akan memudahkan radiografer mendapat rekaman yang baik dan menyeluruh untuk bagian abdomen atau perut.
Selain itu dengan adanya kasur yang terbuat dari gabus busa tersebut, pasien menjadi lebih nyaman saat menunggu sebelum di sinar.
Sebab, secara umum di rumah sakit masih menggunakan pengganjal cenderung terasa keras dan kurang memberikan kenyamanan kepada pasien.
Hal ini penting sebab saat sebelum rontgen pada posisi miring ke kiri atau LLD, udara dalam perut pasien dapat naik ke rongga atas dan cairan turun ke bawah. Hal ini juga akan memudahkan radiografer untuk merekam atau merontgen.
Alat ini bisa digunakan oleh pasien anak-anak di atas 5 tahun hingga usia dewasa, karena memiliki tempat penyangga kaset yang disesuaikan dengan ukuran tubuh.
Dia menambahkan latar belakang lainnya membuat alat tersebut karena terinspirasi dari kakak seniornya di Radiologi Unbrah yang telah menciptakan alat fiksasi untuk rontgen AP usia bayi.
Di samping itu inspirasinya agar hasil rekam lebih mudah, posisi tepat 90 derajat, serta memberikan kenyamanan pasien.
Dia berharap alat ini nantinya bisa digunakan di berbagai rumah sakit dan klinik saat melakukan rontgen dengan posisi miring ke kiri atau Abdomen LLD.
Alat itu merupakan bagian dari tugas akhirnya yang berjudul "Pembuatan Alat Bantu Radiografi Dengan Menggunakan Timer Eksposi Pada Pemeriksaan Abdomen Proyeksi Left Lateral Decubitus".
Sementara itu dosen Radiologi Unbrah sekaligus Wakil Dekan I Fakultas Vokasi Oktavia Puspita Sari, Dipl.Rad. S.Si. mengatakan jurusan Radiologi terus berkomitmen untuk mengembangkan kualitas mahasiswa sehingga menjadi lulusan yang berkompeten dalam profesi radiografer.
Kreativitas yang dilakukan oleh mahasiswa akan diberdayakan dan dibantu pengembangannya seperti yang dilakukan Azizah tersebut.*
"Dikatakan alat fiksasi karena fungsinya menahan pasien yang saat dirontgen dalam keadaan miring ke arah kiri," kata Azizah, di Padang, Rabu.
Dia menjelaskan alat ini berfungsi membantu radiografer saat merontgen pasien penderita penyakit perut akut seperti ileus atau kejang perut.
Alat fiksasi ini menyerupai tempat tidur mini dengan komposisi penyangga kaset berukuran 70 x 43 centimeter secara vertikal dan kasur di bawahnya berukuran 70 x 40 centimeter serta penyangga dengan ukuran yang sama di bawahnya. Kemudian ada tali pengaman yang menempel di dinding penyangga yang fungsinya mengikat pasien saat rontgen posisi miring ke kiri.
Kerangka bahannya 90 persen terbuat dari besi sedangkan tempat melekat kaset radiografi terbuat dari aluminium.
Penggunaan aluminium ini untuk menghindari kemunculan artefak atau gambaran pengganggu hasil rontgen, seperti halnya bila menggunakan bahan besi.
Secara umum manfaatnya untuk menggantikan peran orang atau perawat untuk menempelkan sekaligus menahan kaset radiografi saat rontgen.
Dengan adanya alat tersebut kaset bisa dimasukkan ke penyangga secara vertikal dan tepat melekat pada punggung pasien tanpa harus ditahan oleh orang.
Dengan tepatnya perlekatan kaset tersebut akan memudahkan radiografer mendapat rekaman yang baik dan menyeluruh untuk bagian abdomen atau perut.
Selain itu dengan adanya kasur yang terbuat dari gabus busa tersebut, pasien menjadi lebih nyaman saat menunggu sebelum di sinar.
Sebab, secara umum di rumah sakit masih menggunakan pengganjal cenderung terasa keras dan kurang memberikan kenyamanan kepada pasien.
Hal ini penting sebab saat sebelum rontgen pada posisi miring ke kiri atau LLD, udara dalam perut pasien dapat naik ke rongga atas dan cairan turun ke bawah. Hal ini juga akan memudahkan radiografer untuk merekam atau merontgen.
Alat ini bisa digunakan oleh pasien anak-anak di atas 5 tahun hingga usia dewasa, karena memiliki tempat penyangga kaset yang disesuaikan dengan ukuran tubuh.
Dia menambahkan latar belakang lainnya membuat alat tersebut karena terinspirasi dari kakak seniornya di Radiologi Unbrah yang telah menciptakan alat fiksasi untuk rontgen AP usia bayi.
Di samping itu inspirasinya agar hasil rekam lebih mudah, posisi tepat 90 derajat, serta memberikan kenyamanan pasien.
Dia berharap alat ini nantinya bisa digunakan di berbagai rumah sakit dan klinik saat melakukan rontgen dengan posisi miring ke kiri atau Abdomen LLD.
Alat itu merupakan bagian dari tugas akhirnya yang berjudul "Pembuatan Alat Bantu Radiografi Dengan Menggunakan Timer Eksposi Pada Pemeriksaan Abdomen Proyeksi Left Lateral Decubitus".
Sementara itu dosen Radiologi Unbrah sekaligus Wakil Dekan I Fakultas Vokasi Oktavia Puspita Sari, Dipl.Rad. S.Si. mengatakan jurusan Radiologi terus berkomitmen untuk mengembangkan kualitas mahasiswa sehingga menjadi lulusan yang berkompeten dalam profesi radiografer.
Kreativitas yang dilakukan oleh mahasiswa akan diberdayakan dan dibantu pengembangannya seperti yang dilakukan Azizah tersebut.*
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: