Instalasi sepatu hak tinggi, simbol kekerasan pada perempuan di Turki
25 September 2019 09:02 WIB
Instalasi seni oleh seniman Turki, Vahit Tuna dengan 440 pasang sepatu hak tinggi, digambarkan di Istanbul, Turki, (11/9/2019), melambangkan jumlah wanita yang dibunuh oleh pria dan korban kekerasan dalam rumah tangga, di Turki pada tahun 2018. ANTARA/REUTERS/Mesude Bulbul/am.
Jakarta (ANTARA) - Seniman Turki Vahit Tuna telah memasang 440 pasang sepatu hak tinggi di dinding sebuah bangunan yang terletak di jalan Istanbul yang sibuk, sebagai simbol jumlah perempuan yang terbunuh akibat kekerasan domestik dan kekerasan seksual di Turki pada 2018.
"Kami sekarang berdiri di jalan dan mungkin orang baru melihat karya seni ini untuk pertama kalinya, sebuah luka terbuka dan berdarah yang pertama. Saya percaya ini berdampak," ujar Tuna seperti dilansir Reuters.
"Saya kira (instalasi) ini menciptakan kesadaran dan sesuatu yang mempengaruhi orang dan membuat mereka berpikir," imbuh dia.
Di Turki, ada tradisi menaruh sepatu dari orang yang meninggal di luar pintu masuk. Instalasi seni ini menutupi area seluas 260 meter persegi.
"Jujur, saya tidak merasa aman di jalan dan pemandangan ini sangat buruk. Ada 440 pasang sepatu di sini dan itu artinya sebanyak itu hidup yang hilang pada 2018. Ini sungguh menyedihkan," kata bankir Turki Serap Kilic.
Bankir lain, Hilal Koseoglu, mengatakan, "Selama orang-orang tetap diam, kekerasan terhadap perempuan akan meningkat dan kekerasan ini bukan cuma membunuh perempuan, tapi juga menekan dan membungkam mereka."
Sekitar 440 perempuan terbunuh pada 2018 di Turki, berdasarkan laporan yang dipublikasikan Kadin Cinayetlerini Durduracagiz Platformu (Platform Kami Akan Hentikan Femisida) yang mencatat jumlah pembunuhan.
Platform itu melaporkan ada 49 perempuan dibunuh laki-laki pada Agustus 2019.
Baca juga: Kampanye #KuToo di Jepang, pria cicipi rasa nyeri sepatu hak tinggi
"Kami sekarang berdiri di jalan dan mungkin orang baru melihat karya seni ini untuk pertama kalinya, sebuah luka terbuka dan berdarah yang pertama. Saya percaya ini berdampak," ujar Tuna seperti dilansir Reuters.
"Saya kira (instalasi) ini menciptakan kesadaran dan sesuatu yang mempengaruhi orang dan membuat mereka berpikir," imbuh dia.
Di Turki, ada tradisi menaruh sepatu dari orang yang meninggal di luar pintu masuk. Instalasi seni ini menutupi area seluas 260 meter persegi.
"Jujur, saya tidak merasa aman di jalan dan pemandangan ini sangat buruk. Ada 440 pasang sepatu di sini dan itu artinya sebanyak itu hidup yang hilang pada 2018. Ini sungguh menyedihkan," kata bankir Turki Serap Kilic.
Bankir lain, Hilal Koseoglu, mengatakan, "Selama orang-orang tetap diam, kekerasan terhadap perempuan akan meningkat dan kekerasan ini bukan cuma membunuh perempuan, tapi juga menekan dan membungkam mereka."
Sekitar 440 perempuan terbunuh pada 2018 di Turki, berdasarkan laporan yang dipublikasikan Kadin Cinayetlerini Durduracagiz Platformu (Platform Kami Akan Hentikan Femisida) yang mencatat jumlah pembunuhan.
Platform itu melaporkan ada 49 perempuan dibunuh laki-laki pada Agustus 2019.
Baca juga: Kampanye #KuToo di Jepang, pria cicipi rasa nyeri sepatu hak tinggi
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019
Tags: