Menko Darmin: Lahan 84.000 hektare milik petani sawit siap diremajakan
24 September 2019 20:07 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution (tengah) di Jakarta, Selasa (24/9/2019) (ANTARA/ Zubi Mahrofi)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan bahwa lahan seluas 84.000 hektare (ha) milik petani sawit siap diremajakan.
"Yang siap diremajakan dalam program peremajaan sawit rakyat (PSR) itu sebanyak 84.000 hektare. Mulai minggu depan peremajaan berjalan secara bertahap saja," kata Darmin di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sepenuhnya akan membiayai peremajaan perkebunan sawit milik rakyat itu.
"BPDPKS tidak ada kesulitan dana. Sehingga lebih fokus penggunaan dananya untuk peremajaan sawit," katanya.
Ia mengemukakan peremajaan perkebunan sawit milik rakyat sempat berhenti sejenak karena kemarau. "Kalau kemarau ditanam sawit tidak akan tumbuh," ucapnya.
Ia mengemukakan untuk peremajaan perkebunan sawit itu dimulai dari Sumatera bagian utara, yakni Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara karena sudah ada hujan turun sehingga kondisi itu cukup mendukung realisasi peremajaan.
"Baru di bagian Sumatera bagian utara, seperti Aceh dan Sumut yang sudah ada hujan," katanya.
Baca juga: Pakar: Perkuat kelembagaan dan peremajaan tingkatkan produksi sawit
Darmin memaparkan BPDKS akan membiayai peremajaan perkebunan sawit milik rakyat itu sebesar Rp25 juta per hektare bagi petani yang mengikuti program. Realisasi pemberian dana telah mencapai 43 persen dari total lahan.
"Peremajaan CPO rakyat itu dilakukan untuk membiayai maksimum empat hektare milik petani, kalau punya enam hektare sisanya dibiayai sendiri," katanya.
Ia mengatakan petani yang bisa ikut dalam program peremajaan itu jika kebun sawit itu telah berumur 25 tahun. Seandainya belum mencapai umur 25 tahun, petani tetap bisa ikut program peremajaan jika bibit yang telah ditanam berkualitas rendah sehingga hasil produksi tidak maksimal.
"Dengan bibit yang bagus, hasil produksi bisa mencapai 9-10 ton per hektare per tahun" katanya.
Baca juga: Asosiasi minta pemerintah permudah syarat peremajaan sawit rakyat
"Yang siap diremajakan dalam program peremajaan sawit rakyat (PSR) itu sebanyak 84.000 hektare. Mulai minggu depan peremajaan berjalan secara bertahap saja," kata Darmin di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sepenuhnya akan membiayai peremajaan perkebunan sawit milik rakyat itu.
"BPDPKS tidak ada kesulitan dana. Sehingga lebih fokus penggunaan dananya untuk peremajaan sawit," katanya.
Ia mengemukakan peremajaan perkebunan sawit milik rakyat sempat berhenti sejenak karena kemarau. "Kalau kemarau ditanam sawit tidak akan tumbuh," ucapnya.
Ia mengemukakan untuk peremajaan perkebunan sawit itu dimulai dari Sumatera bagian utara, yakni Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara karena sudah ada hujan turun sehingga kondisi itu cukup mendukung realisasi peremajaan.
"Baru di bagian Sumatera bagian utara, seperti Aceh dan Sumut yang sudah ada hujan," katanya.
Baca juga: Pakar: Perkuat kelembagaan dan peremajaan tingkatkan produksi sawit
Darmin memaparkan BPDKS akan membiayai peremajaan perkebunan sawit milik rakyat itu sebesar Rp25 juta per hektare bagi petani yang mengikuti program. Realisasi pemberian dana telah mencapai 43 persen dari total lahan.
"Peremajaan CPO rakyat itu dilakukan untuk membiayai maksimum empat hektare milik petani, kalau punya enam hektare sisanya dibiayai sendiri," katanya.
Ia mengatakan petani yang bisa ikut dalam program peremajaan itu jika kebun sawit itu telah berumur 25 tahun. Seandainya belum mencapai umur 25 tahun, petani tetap bisa ikut program peremajaan jika bibit yang telah ditanam berkualitas rendah sehingga hasil produksi tidak maksimal.
"Dengan bibit yang bagus, hasil produksi bisa mencapai 9-10 ton per hektare per tahun" katanya.
Baca juga: Asosiasi minta pemerintah permudah syarat peremajaan sawit rakyat
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: