Stasiun Palmerah dipadati mahasiswa usai dipukul mundur aparat
24 September 2019 19:49 WIB
Foto udara suasana aksi mahasiswa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senayan, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Aksi mahasiswa tersebut menuntut dibatalkannya RUU KUHP dan beberapa RUU lainnya. ANTARA FOTO/Denis Amran/pras. (ANTARAFOTO/Denis Amran)
Jakarta (ANTARA) - Situasi di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, Selasa malam kian padat oleh pergerakan mahasiswa dan juga penumpang kereta reguler.
Ratusan mahasiswa memanfaatkan ruang tunggu Stasiun Palmerah untuk beristirahat setelah dipukul mundur aparat saat berdemo di gedung DPR RI.
Mereka menyebar di setiap sudut area yang ada di stasiun, sementara dari luar stasiun bunyi sirene terus mengaung-ngaung bersama klakson kendaraan yang terjebak kemacetan di tengah demo mahasiswa.
Mahasiswa menggunakan berbagai macam warna almamater, mulai dari kuning, merah bata, merah terang, hijau, biru tua dan biru dongker.
Mereka ada yang duduk di kursi bahkan sebagian besar duduk di lantai stasiun. Sesekali petugas mengarahkan agar mahasiswa tidak memberi ruang jalan bagi penumpang lainnya yang hendak masuk ke dalam stasiun maupun yang turun ke peron.
Situasi ini membuat stasiun terlihat sibuk dengan banyaknya penumpang terutama mahasiswa.
Menurut salah satu petugas di Stasiun Palmerah, pihak KCI telah mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang dengan adanya aksi demo mahasiswa.
Lonjakan penumpan tersebut terprediksi terjadi pada jam pulang kantor, petugas disiagakan di pintu masuk, loket tiket, peron, dan juga tim medis.
"Kita sudah antisipasi saat lonjakan penumpang yang terjadi jam pulang kantor," kata petugas KCI yang diberbantukan di Stasiun Palmerah.
Baca juga: Demo mahasiswa, 6 anak-anak dilaporkan hilang
Baca juga: Meski bau gas air mata, kejuaraan atletik POMNAS tetap berlanjut
Baca juga: Demo mahasiswa, polisi kembali tembakan gas air mata dua kali
Beberapa mahasiswa ini masih bertahan di stasiun menunggu teman-temannya yang belum kembali, ada juga yang menunggu temannya yang sakit karena kekurangan oksigen setelah terkena asap gas air mata.
Sementara itu, untuk memperlancar pergerakan penumpang masuk stasiun terutama para mahasiswa yang datang dalam jumlah banyak, petugas stasiun berjaga-jaga di palang masuk untuk membantu memudahkan pergerakan mahasiswa masuk ke dalam stasiun tanpa terjadi antrean.
Pihak stasiun juga menyediakan kipas angin pendingin khusus untuk mahasiswa yang ada di posko kesehatan darurat yang ada di samping pintu masuk.
Kipas pendingin menggunakan tabung air membantu memberikan udara segar bagi mahasiswa yang pingsan kelelahan di posko darurat.
Ratusan mahasiswa memanfaatkan ruang tunggu Stasiun Palmerah untuk beristirahat setelah dipukul mundur aparat saat berdemo di gedung DPR RI.
Mereka menyebar di setiap sudut area yang ada di stasiun, sementara dari luar stasiun bunyi sirene terus mengaung-ngaung bersama klakson kendaraan yang terjebak kemacetan di tengah demo mahasiswa.
Mahasiswa menggunakan berbagai macam warna almamater, mulai dari kuning, merah bata, merah terang, hijau, biru tua dan biru dongker.
Mereka ada yang duduk di kursi bahkan sebagian besar duduk di lantai stasiun. Sesekali petugas mengarahkan agar mahasiswa tidak memberi ruang jalan bagi penumpang lainnya yang hendak masuk ke dalam stasiun maupun yang turun ke peron.
Situasi ini membuat stasiun terlihat sibuk dengan banyaknya penumpang terutama mahasiswa.
Menurut salah satu petugas di Stasiun Palmerah, pihak KCI telah mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang dengan adanya aksi demo mahasiswa.
Lonjakan penumpan tersebut terprediksi terjadi pada jam pulang kantor, petugas disiagakan di pintu masuk, loket tiket, peron, dan juga tim medis.
"Kita sudah antisipasi saat lonjakan penumpang yang terjadi jam pulang kantor," kata petugas KCI yang diberbantukan di Stasiun Palmerah.
Baca juga: Demo mahasiswa, 6 anak-anak dilaporkan hilang
Baca juga: Meski bau gas air mata, kejuaraan atletik POMNAS tetap berlanjut
Baca juga: Demo mahasiswa, polisi kembali tembakan gas air mata dua kali
Beberapa mahasiswa ini masih bertahan di stasiun menunggu teman-temannya yang belum kembali, ada juga yang menunggu temannya yang sakit karena kekurangan oksigen setelah terkena asap gas air mata.
Sementara itu, untuk memperlancar pergerakan penumpang masuk stasiun terutama para mahasiswa yang datang dalam jumlah banyak, petugas stasiun berjaga-jaga di palang masuk untuk membantu memudahkan pergerakan mahasiswa masuk ke dalam stasiun tanpa terjadi antrean.
Pihak stasiun juga menyediakan kipas angin pendingin khusus untuk mahasiswa yang ada di posko kesehatan darurat yang ada di samping pintu masuk.
Kipas pendingin menggunakan tabung air membantu memberikan udara segar bagi mahasiswa yang pingsan kelelahan di posko darurat.
Pewarta: Livia Kristianti dan Laily Rahmawaty
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019
Tags: