Empat warga Lengayang Sumbar tewas akibat kerusuhan di Wamena
24 September 2019 16:28 WIB
Warga mengungsi di Mapolres Jayawijaya saat terjadi aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019). ANTARA FOTO/Marius Wonyewun/wpa/foc. (ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A)
Painan, (ANTARA) - Empat warga Nagari Lakitan Tengah, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat meninggal dunia akibat kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua pada Senin (23/9).
"Satu dari empat korban yang bernama Hendra Eka Putra (22) baru sekitar tiga bulan ini meninggalkan kampung dan merantau ke Papua, kami sangat berduka atas kejadian ini," kata Wali Nagari Lakitan Utara, Lengayang, Aprizal di Painan, Selasa.
Ia menambahkan selain Hendra, tiga korban tewas lainnya ialah Safrianto (36), Jafriantoni (24), dan Riski (3,5).
"Sementara Putri (29) yang merupakan istri dari korban Safrianto (36) saat ini dalam kondisi kritis dan sedang menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di sana.
Terkait kejadian itu pemerintah nagari telah berkunjung ke rumah duka, dan keluarga berharap jenazah bisa dikebumikan di kampung halaman.
"Mewujudkan hal itu kami telah menghubungi perantau lainnya di Papua guna mengurus kepulangan para korban ke kampung halaman," kata dia.
Berdasarkan informasi dari perantau para korban mengalami luka bakar yang cukup serius, namun berdasarkan ciri mereka dengan mudah bisa dikenali.
Baca juga: Lima turis asal Ukraina dievakuasi dari Wamena
Baca juga: Presiden minta masyarakat Papua hindari anarkisme
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit menyampaikan rasa duka yang mendalam dan bela sungkawa atas meninggalnya sembilan orang warga provinsi itu dalam kerusuhan Wamena.
"Sebagian besar korban berasal dari Pesisir Selatan. Kita ikut berduka dan berharap warga Sumbar lain di Papua bisa tabah dan mencari tempat untuk menyelamatkan diri," katanya.
Ia menyebut berdasarkan komunikasi sementara dengan warga Sumbar di Wamena, perempuan dan anak-anak telah diungsikan ke Jayapura, sementara laki-laki masih bertahan di Wamena.
Pemprov Sumbar juga sudah menjalin komunikasi dengan Danrem 032 Wirabraja yang punya akses ke Korem 172/PWY jika ada kemungkinan pemulangan jenazah.
"Kalau memang jenazah bisa dipulangkan, Pemprov akan bantu transportasi dari bandara ke rumah duka," katanya.
Baca juga: KSP minta hindari emosi redam unjuk rasa di Papua
"Satu dari empat korban yang bernama Hendra Eka Putra (22) baru sekitar tiga bulan ini meninggalkan kampung dan merantau ke Papua, kami sangat berduka atas kejadian ini," kata Wali Nagari Lakitan Utara, Lengayang, Aprizal di Painan, Selasa.
Ia menambahkan selain Hendra, tiga korban tewas lainnya ialah Safrianto (36), Jafriantoni (24), dan Riski (3,5).
"Sementara Putri (29) yang merupakan istri dari korban Safrianto (36) saat ini dalam kondisi kritis dan sedang menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di sana.
Terkait kejadian itu pemerintah nagari telah berkunjung ke rumah duka, dan keluarga berharap jenazah bisa dikebumikan di kampung halaman.
"Mewujudkan hal itu kami telah menghubungi perantau lainnya di Papua guna mengurus kepulangan para korban ke kampung halaman," kata dia.
Berdasarkan informasi dari perantau para korban mengalami luka bakar yang cukup serius, namun berdasarkan ciri mereka dengan mudah bisa dikenali.
Baca juga: Lima turis asal Ukraina dievakuasi dari Wamena
Baca juga: Presiden minta masyarakat Papua hindari anarkisme
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit menyampaikan rasa duka yang mendalam dan bela sungkawa atas meninggalnya sembilan orang warga provinsi itu dalam kerusuhan Wamena.
"Sebagian besar korban berasal dari Pesisir Selatan. Kita ikut berduka dan berharap warga Sumbar lain di Papua bisa tabah dan mencari tempat untuk menyelamatkan diri," katanya.
Ia menyebut berdasarkan komunikasi sementara dengan warga Sumbar di Wamena, perempuan dan anak-anak telah diungsikan ke Jayapura, sementara laki-laki masih bertahan di Wamena.
Pemprov Sumbar juga sudah menjalin komunikasi dengan Danrem 032 Wirabraja yang punya akses ke Korem 172/PWY jika ada kemungkinan pemulangan jenazah.
"Kalau memang jenazah bisa dipulangkan, Pemprov akan bantu transportasi dari bandara ke rumah duka," katanya.
Baca juga: KSP minta hindari emosi redam unjuk rasa di Papua
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019
Tags: