Menhub minta Garuda-Sriwijaya lebih berhati-hati
24 September 2019 15:55 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan sambutan dan penghargaan Pelaksanaan Area Kerja pada Unit Kerja di Lingkungan Kemenhub di Jakarta, Selasa (24/9/2019). ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air lebih berhati-hati terkait kerja sama manajeman yang berpengaruh terhadap karyawan dan pelayanan kepada masyarakat.
Menhub Budi saat ditemui usai memberikan sambutan dan penghargaan Pelaksanaan Area Kerja pada Unit Kerja di Lingkungan Kemenhub di Jakarta, Selasa, mengatakan ia sudah bertemu dengan kedua pihak tersebut.
“Kita sudah bertemu, kita sudah memanggil mereka intinya kita mengharapkan, karena melayani masyarakat, agar mereka berhati-hati dengan cermat,” katanya.
Budi mengaku pihaknya tidak bisa melakukan intervensi terlalu jauh karena hal itu merupakan kerja sama antarbisnis (business to business/B to B) kedua pihak, Garuda dan Sriwijaya.
“Kami enggak bisa masuk secara jauh. Ada peran masing-masing yang harus menyelesaikan. Harapan kita Garuda dan Sriwijaya mencari jalan keluar supaya ini selesai,” katanya.
Baca juga: Garuda Indonesia Group kelola operasional Sriwijaya Air
Pernyataan tersebut menyusul adanya perombakan direksi Sriwijaya Air oleh pemegang saham beberapa waktu lalu yang berujung pada polemik dan protes karyawan Sriwijaya Air.
Direksi yang dirombak beberapa waktu lalu adalah tiga perwakilan dari Garuda Indonesia yang ditempatkan di Sriwijaya Air untuk membantu permasalahan keuangan perusahaan, di antaranya Joseph Andrian Saul sebagai Direktur Utama, Harkandri M. Dahler yang menjabat Direktur Sumber Daya Manusia dan Layanan, dan Joseph K. Tendean selaku Direktur Komersial.
Perombakan direksi tersebut menyebabkan keresahan di antara karyawan Sriwjaya Air karena akan mempengaruhi kerja sama dengan PT Citilink Indonesia, anak perusahaan PT Garuda Indonesia, sebab erat kaitannya dengan kesejahteraan karyawan.
Dalam surat pemberitahuan yang berkop logo serta nama maskapai Sriwijaya Air bernomor 001/Plt.DZ/EXT/SJ/IX/2019 yang menyatakan bahwa Direktur Utama Sriwijaya Air Joseph Adrian Saul diberhentikan sementara pada Senin (9/9).
Dalam surat tersebut juga diumumkan Pelaksana Tugas Direktur Utama yang baru, yakni Anthony Raimond Tampubulon.
Selain itu, Amirullah Hakiem selaku Direktur Keuangan, Fadjar Semiarto selaku Direktur Operasi, Romdani selaku Direktur Perawatan dan Teknik dan Toto Soebandoro selaku Direktur (DV).
Baca juga: Kerja sama Garuda-Sriwijaya penuhi 50 persen pangsa pasar
Baca juga: Bos Sriwijaya selalu naik Garuda kalau ke luar negeri
Menhub Budi saat ditemui usai memberikan sambutan dan penghargaan Pelaksanaan Area Kerja pada Unit Kerja di Lingkungan Kemenhub di Jakarta, Selasa, mengatakan ia sudah bertemu dengan kedua pihak tersebut.
“Kita sudah bertemu, kita sudah memanggil mereka intinya kita mengharapkan, karena melayani masyarakat, agar mereka berhati-hati dengan cermat,” katanya.
Budi mengaku pihaknya tidak bisa melakukan intervensi terlalu jauh karena hal itu merupakan kerja sama antarbisnis (business to business/B to B) kedua pihak, Garuda dan Sriwijaya.
“Kami enggak bisa masuk secara jauh. Ada peran masing-masing yang harus menyelesaikan. Harapan kita Garuda dan Sriwijaya mencari jalan keluar supaya ini selesai,” katanya.
Baca juga: Garuda Indonesia Group kelola operasional Sriwijaya Air
Pernyataan tersebut menyusul adanya perombakan direksi Sriwijaya Air oleh pemegang saham beberapa waktu lalu yang berujung pada polemik dan protes karyawan Sriwijaya Air.
Direksi yang dirombak beberapa waktu lalu adalah tiga perwakilan dari Garuda Indonesia yang ditempatkan di Sriwijaya Air untuk membantu permasalahan keuangan perusahaan, di antaranya Joseph Andrian Saul sebagai Direktur Utama, Harkandri M. Dahler yang menjabat Direktur Sumber Daya Manusia dan Layanan, dan Joseph K. Tendean selaku Direktur Komersial.
Perombakan direksi tersebut menyebabkan keresahan di antara karyawan Sriwjaya Air karena akan mempengaruhi kerja sama dengan PT Citilink Indonesia, anak perusahaan PT Garuda Indonesia, sebab erat kaitannya dengan kesejahteraan karyawan.
Dalam surat pemberitahuan yang berkop logo serta nama maskapai Sriwijaya Air bernomor 001/Plt.DZ/EXT/SJ/IX/2019 yang menyatakan bahwa Direktur Utama Sriwijaya Air Joseph Adrian Saul diberhentikan sementara pada Senin (9/9).
Dalam surat tersebut juga diumumkan Pelaksana Tugas Direktur Utama yang baru, yakni Anthony Raimond Tampubulon.
Selain itu, Amirullah Hakiem selaku Direktur Keuangan, Fadjar Semiarto selaku Direktur Operasi, Romdani selaku Direktur Perawatan dan Teknik dan Toto Soebandoro selaku Direktur (DV).
Baca juga: Kerja sama Garuda-Sriwijaya penuhi 50 persen pangsa pasar
Baca juga: Bos Sriwijaya selalu naik Garuda kalau ke luar negeri
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: