Jakarta (ANTARA) - Sedikitnya empat gelombang demonstrasi yang melibatkan berbagai komunitas masyarakat berlangsung di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa.



"Sejak pukul 07.00 hingga 14.00 WIB sudah empat gelombang demonstrasi yang berlangsung di kawasan Silang Monas," kata Kepala Unit Intelijen Polsek Gambir, Kompol Satirin di Jakarta.



Pada pukul 07.00 hingga 12.00 WIB berkumpul sekitar 1.500 massa dari Konsorsium Pembaruan Agraria Indonesia (KPAI) dari wilayah Jawa Barat.



"Mereka menyuarakan penolakan undang-undang agraria dalam rangka Hari Tani dan Agraria Nasional 2019," katanya.

Baca juga: Aktivis lingkungan suarakan penuntasan karhutla di Monas
Baca juga: Demo mahasiswa, buruh ikut bergabung di Monas menuju Senayan



Pada pukul 12.00 hingga 13.00 WIB, demonstrasi digelar oleh Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) bersama 450 mahasiswa dari Universitas Islam 45 Bekasi.



Tiga kelompok massa bergabung di Silang Monas untuk menuju gedung DPR RI Senayan untuk menyuarakan penolakan terhadap revisi Undang-Undang KUHP dan KPK.



Selang satu jam kemudian, muncul sekitar 100 massa dari Front Perjuangan Rakyat (FPR) yang menyuarakan tuntutan penuntasan kebakaran hutan dan lahan perkebunan di Sumatera dan Kalimantan.



"Massa FPR hanya 30 menit di Monas, mereka selanjutnya long match di sepanjang Jalan Merdeka Barat," katanya.



Pada pukul 14.30 WIB, massa pendukung revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tiba di kawasan Silang Monas.



Mereka tergabung dalam Aliansi Parlemen Jalanan (APJ) yang membawa puluhan bendera Merah Putih sebagai visualisasi aksi.

Massa berasal dari kalangan mahasiswa di wilayah Jakarta, Bekasi dan Tangerang.


"Revisi UU KPK bukan bentuk pelemahan dalam pemberantasan korupsi, tapi justru memperkuat KPK," kata koordinator APJ, Doni.



Gelombang unjuk rasa tersebut berlangsung kondusif dengan dikawal ratusan petugas berseragam polisi dari Polsek Gambir, Polrestro Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya.