Pekanbaru (ANTARA) - Sejumlah wilayah di Provinsi Riau mulai turun hujan pada Senin sore dan mengurangi sedikit kepekatan asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Berdasarkan informasi yang dihimpun ANTARA dari warga dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, hujan dengan intensitas sedang mulai mengguyur pada Senin sore sekitar pukul 15.30 WIB di beberapa kabupaten/kota.

Daerah yang hujan di antaranya Kota Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Kecamatan Sei Apit dan Minas di Kabupaten Siak, Kota Rengat di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Rimbo Panjang Kabupaten Kampar, dan Kota Pekanbaru.

Khusus di Kota Pekanbaru, hujan turun di daerah Simpang Tiga dekat Bandara Sultan Syarif Kasim II, kemudian di daerah Panam dan Arengka. Warga Pekanbaru mengucap syukur ketika hujan yang sangat dinantikan akhirnya turun.

"Alhamdulillah, hujan sudah turun cukup lebat di daerah Panam," kata seorang warga, Yusril.

Baca juga: Pemerintah siapkan posko TMC untuk atasi karhutla

Baca juga: BPPT dorong curah hujan Riau 50 mm

Empat pesawat dikerahkan untuk modifikasi cuaca di Riau



Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir diprediksi akan turun pada Senin sore di sebagian Kota Pekanbaru, Kabupaten Siak, Bengkalis, Kepulauan Meranti, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, dan Pelalawan.

Kondisi ini diprakirakan dapat meluas ke Kabupaten Kampar, Kabupaten Kuansing dan sebagian Kabupaten Rokan Hilir. Kondisi ini dapat berlangsung hingga pukul 18.00 WIB," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sukisno dalam pernyataan persnya.

Satgas Karhutla Riau terus melakukan operasi modifikasi cuaca untuk hujan buatan di daerah Riau hingga perbatasan Jambi. Selain melakukan upaya pemadaman dari darat dan udara, Satgas juga terus mengajak masyarakat di Riau untuk berdoa dengan menggelar Shalat Istisqa.

"Insyaallah pagi besok Shalat Istisqa di Masjid Raya An-Nur Pekanbaru," kata Gubernur Riau yang juga Komandan Satgas Karhutla Riau, Syamsuar.

Pekatnya asap karhutla memaksa Gubernur Riau menetapkan status darurat pencemaran udara terhitung sejak tanggal 23 hingga 30 September. Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) menunjukkan polusi udara khususnya di Kota Pekanbaru dalam kategori berbahaya.

Akibatnya, jumlah penderita infeksi saluran pernafasan akut atau ISPA meningkat. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Nazir mengatakan sejak tanggal 1 hingga 22 September ada 34.083 kasus penderita ISPA di daerah berjuluk "bumi lancang kuning" itu. Jumlah tersebut meningkat banyak dibandingkan bulan sebelumnya.

"Jumlah kunjungan mencapai 34.083 dari periode 1 sampai 22 September. Terjadi peningkatan dibandingkan bulan Agusuts yang sekitar 29 ribu kasus kunjungan," kata Mimi Nazir.*

Baca juga: Hujan buatan berhasil turun di Riau

Baca juga: Tangani kebakaran hutan, BPPT semai kapur tohor untuk hujan buatan