Bantul (ANTARA) - Generasi Muda Nahdlatul Ulama dan Angkatan Muda Muhammadiyah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan diskusi tematik 'Menyongsong Bantul 2 Abad' guna merumuskan gagasan yang berkaitan dengan konstelasi Pemilihan Kepala Daerah Bantul 2020.

"Diskusi ini sebagai agenda awal kami selaku GM NU dan AMM Bantul, inti dari kegiatan ini fokusnya kita mencoba membangun gagasan, menyamakan frekuensi terkait bagaimana rumusan yang bersinggungan dengan konstelasi Pilkada akan datang," kata ketua Panitia Pelaksana diskusi Azhar Muhammad disela kegiatan di Bantul, Minggu.

Diskusi tematik yang diikuti puluhan pemuda dari masing-masing organisasi masyarakat Islam terbesar dengan tema "Menyongsong Bantul 2 Abad" tersebut menghadirkan tokoh maupun kiai dari Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bantul.

"Pada prinsipnya kita sedang membangun gagasan di antara dua ormas besar yaitu GM NU dan AMM, harapan kaminforum ini nanti memuruskan adanya forum atau kelompok kecil yang disepakati untuk melakukan konsolidasi kepada kiau NU maupun Muhammadiyah," katanya.

Dia mengatakan, dari situ forum kemudian akan memberikan suatu gambaran sebagaimana dari gagasan maupun rumusan yang dihasilkan dalam diskusi guna mengetahui bagaimana respon para tokoh maupun kiai dari ormas besar Islam tersebut mengenai Bantul yang akan datang.

"Tentu kalau sudah direspon harapan kami ke depan pada 2020 kita mampu melahirkan sosok kepemimpinan yang ideal, sosok kepemimpinan yang mampu manahkodai Bantul untuk lebih baik, karena memang kita duduk di sini berawal dari keprihatinan kami bersama tentang Bantul hari ini," katanya.

Azhar yang juga Kepala Bidang Kajian Strategis GM NU Bantul ini menjelaskan, salah satu hal yang menjadi keprihatinan ormasnya adalah adanya stagnasi pemerintahan di Bantul, sehingga perlunya membedah atau diskusi untuk merumuskan gagasan demi Bantul yang lebih baik.

"Keprihatinan itu banyak hal, namun kita bicara lebih pada stagnasi di Bantul, ini menjadi hal bagi kami selaku generasi muda untuk membongkar apakah hari ini Bantul sudah dalam perlakuan yang maksimal, kemudian pada kondisi yang baik atau belum, maka diskusi ini kita selenggarakan," katanya.

Sedangkan kaitannya dengan Pilkada Bantul 2020, lanjut dia, generasi muda Bantul siap mengawal proses demokrasi dalam menentukan pemimpin untuk lima tahun ke depan, karena sudah menjadi tanggungjawab moral, namun bukan berarti dua ormas itu ikut berpolitik atau dukung mendukung calon kepala daerah.

"Mengawal demokrasi itu sudah menjadi tanggungjawab moral, apalagi kalau persoalan prosedural demokrasi pada tataran gagasan tentu kita akan berikan argumentasi, berikan wacana kongkrit, meskipun kemudian tidak akan masuk kepada tataran politik, tapi gagasan Bantul ke depan," katanya.